Senin, 09 April 2012

Kuliah 4 Kewirausahaan - Kelas Roxy

1. Menjadi wirausahawan mandiri
Untuk menjadi seorang wirausahawan mandiri, berbagai jenis modal mesti dimiliki. Ada 3 jenis modal utama yang menjadi syarat :
• Sumber daya internal, yang merupakan bagian dari pribadi calonwirausahawan misalnya kepintaran, ketrampilan, kemampuan menganalisadan menghitung risiko, keberanian atau visi jauh ke depan.
• Sumber daya eksternal, misalnya uang yang cukup untuk membiayaimodal usaha dan modal kerja, social network dan jalur demand/supply,dan lain sebagainya.
• Faktor X, misalnya kesempatan dan keberuntungan. Seorang calonusahawan harus menghitung dengan seksama apakah ke-3 sumber daya ini iamiliki sebagai modal. Jika faktor-faktor itu dimilikinya, maka ia akanmerasa optimis dan keputusan untuk membuat mimpi itu menjaditunas-tunas kenyataan sebagai wirausahawan mandiri boleh mulaidipertimbangkan.

2. Mencari mitra dengan “mimpi” serupa
Jika 1 atau 2 jenis sumber daya tidak dimiliki, seorang calonwirausahawan bisa mencari partner/rekanan untuk membuat mimpi-mimpi itujadi kenyataan. Rekanan yang ideal adalah rekanan yang memiliki sumberdaya yang tidak dimilikinya sendiri sehingga ada keseimbangan“modal/sumber daya” di antara mereka. Umumnya kerabat dan temandekatlah yang dijadikan prospective partner yang utama sebelum mempertimbangkan pihak lainnya, seperti beberapa jenis institusi finansial diantaranya bank.

Pilihan jenis mitra memiliki resiko tersendiri. Resiko terbesaryang harus dihadapi ketika berpartner dengan teman dekat adalahdipertaruhkannya persahabatan demi bisnis. Tidak sedikit keputusanbisnis mesti dibuat dengan profesionalisme tinggi dan menyebabkanpersahabatan menjadi retak atau bahkan rusak. Jenis mitra bisnislainnya adalah anggota keluarga, risiko yang dihadapi tidak banyakberbeda dengan teman dekat. Namun, bukan berarti bermitra dengan merekatidak dapat dilakukan. Satu hal yang penting adalah memperhitungkan danmembicarakan semua risiko secara terbuka sebelum kerjasama bisnisdimulai sehingga jika konflik tidak dapat dihindarkan, maka sudahterbayang bagaimana cara menyelesaikannya sejak dini sebelum merusakbisnis itu sendiri.

Mitra bisnis lain yang lebih netral adalah bank atau institusikeuangan lainnya terutama jika modal menjadi masalah utama. Pinjamanpada bank dinilai lebih aman karena bank bisa membantu kita melihatsecara makro apakah bisnis kita itu akan mengalami hambatan. Bank yangbaik wajib melakukan inspeksi dan memeriksa studi kelayakan(feasibility study) yang kita ajukan. Penolakan dari bank dengan alasan“tidak feasible” bisa merupakan feedback yang baik, apalagi jika kitabisa mendiskusikan dengan bagian kredit bank mengenai elemen apa sajayang dinilai “tidak feasible”. Bank juga bisa membantu kita untuk memantau kegiatan usaha setiap tahun dan jika memang ada kesulitan didalam perusahaan, bank akan mempertimbangkan untuk tidak meneruskanpinjamannya. Ini merupakan “warning” dan kontrol yang bisa menyadarkan kita untuk segera berbenah. Wirausahawan yang “memaksakan” bank untuk memberi pinjaman tanpa studi kelayakan yang obyektif dan benar akhirnyasering mengalami masalah yang lebih parah. Agunan (jaminan) disita,perusahaan tidak jalan, dan hilanglah harapan untuk membuat mimpi indahmenjadi kenyataan. Kejadian seperti ini sudah sangat sering terjadi,dalam skala kecil maupun skala nasional. Pinjaman seringkali melanggarperhitungan normal yang semestinya diterapkan oleh bank sehingga ketikasituasi ekonomi tidak mendukung, sendi perekonomian mikro dan makro punturut terbawa jatuh.

3. Menjual mimpi itu kepada wirausahawan lain (pemilik modal)
Jika teman atau kerabat yang bisa diajak bekerjasama tidak tersedia(entah karena kita lebih menghargai hubungan kekerabatan ataupersahabatan atau karena memang mereka tidak dalam posisi untukmembantu) dan tidak ada agunan yang bisa dijadikan jaminan untukmemulai usaha anda, ada cara lain yang lebih drastis, yaitu menjual ideatau mimpi indah itu kepada pemilik modal. Kesepakatan mengenaibagaimana bentuk kerjasama bisa dilakukan antara si pemilik modal danpenjual ide. Bisa saja pemilik modal yang memodali dan penjual ide yangmenjalankan usaha itu, bisa juga penjual ide hanya menjual idenya dantidak lagi terlibat dalam usaha itu. Jalan ini biasanya diambil sesudahcara lainnya tidak lagi memungkinkan sedangkan ide yang kita milikimemang sangat layak diperhitungkan.
Ketiga cara di atas selayaknya dipikirkan sebelum seseorangmengambil keputusan untuk menjadi wirausahawan. Tanpa pemikiran mendalam, pengalaman pahit akan menjadi makanan kita. Banyak usaha yang akhirnya gulung tikar sebelum berkembang. Contohnya, pada tahun 1998,penduduk Jakarta tentu masih ingat akan trend “kafe tenda” sebagaireaksi atas Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang saat itu banyak terjadi.

Tiba-tiba saja banyak mantan karyawan perusahaan beralih profesi menjadi wirausahawan. Bahkan usaha tersebut ramai-ramai diikuti olehpula oleh para selebritis. Trend ini tidak mampu bertahan lama. Banyak“usaha dadakan” ini terpaksa gulung tikar. Entah kemana parawirausahawan baru kita ini akhirnya menggantungkan nasibnya sekarang.

artikel ini kami ambil dari lingk di bawah ini
http://www.sentralweb.com/sentralweb/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=14

Tugas anda:
1. Jika anda diberikan kesempatan berwirausaha, tentukan jenis usaha yang akan anda jalankan, uraikan dan tetapkan langkah langkahnya

2. Sederhanakan pikiran anda mengenai bisnis dan langkah-langkah hanya dengan 5 baris kalimat

Kirim jawaban anda ke susiana64@gmail.com, paling lambat senin, 16 April 2012 pk 23.59

12 komentar: