Kamis, 19 April 2012

komunikasi budaya kuliah 5-6, jurusan Hotel, Pd Cabe-

Dimensi Keanekaragaman Budaya:
Pendekatan Etic

Aspek etic dari budaya sering diuji dari segi dimensi keanekaragaman budaya. Maksudnya, dimensi yang berdasarkan budaya-budaya itu menjadi berbeda atau sama yang dapat digunakan untuk menjelaskan perbedaan-perbedaan atau kesamaan-kesamaan dalam tingkahlaku komunikasi lintas budaya. Dimensi utama dari keanekaragaman budaya yang diisolasikan oleh para teoritisi lintas budaya adalah individualisme-kolektivisme (seperti hubungan budaya Cina, 1987; Hofstede, 1980; Ito, 1989; Kluckhohn & Strodtbeck, 1961; Triandis, 1995). Dalam budaya individualistik kebutuhan-kebutuhan, nilai-nilai dan tujuan-tujuan individu lebih diutamakan daripada kebutuhan-kebutuhan, nilai-nilai, dan tujuan-tujuan kelompok. Dalam budaya kolektivistik kebutuhan-kebutuhan, nilai-nilai dan tujuan-tujuan dalam kelompok lebih diutamakan dari pada kebutuhan-kebutuhan, nilai-nilai, dan tujuan-tujuan individu (Triandis, 1995).

Para teoretisi lain memisahkan dimensi-dimensi yang berbeda dari keaneragaman budaya. Hofstede (1980), misalnya, memisahkan individualisme-kolektivisme dengan tiga dimensi tambahan, yaitu: penghindaran ketidakpastian, jarak kekuasaan, maskulinitas-feminitas. Penghindaran ketidakpastian meliputi tingkat sejauh mana anggota-anggota dari sebuah kebudayaan berusaha menghindari ketidakpastian.

Dalam budaya dengan tingkat penghindaran ketidakpastian yang tinggi, ketidakpastian dipandang sebagai sesuatu yang berbahaya dan anggota-anggota berusaha menghindari ketidakpastian itu. Dalam budaya dengan tingkat penghindaran ketidakpastian yang rendah, ketidakpastian dipandang sebagai bagian yang penting dari kehidupan dimana dengan ketidakpastian itu anggota-anggota dari kebudayaan tersebut sepakat.

Jarak kekuasaan menunjuk pada tingkat dimana ketidaksetaraan kekuasaan dianggap sebagai hal yang wajar dan melekat dalam individu-individu dalam budaya tersebut. Dalam budaya jarak kekuatan yang tinggi ketiadaan nilai kekuatan dipandang sebagai alami dan mencakup dalam individu-individu yang terlibat. Dalam budaya jarak kekuatan yang rendah masyarakat diasumsikan seimbang atau sejajar dan ketiadaan di antara individu-individu yang dianggap sebagai fungsi dari peran yang masuk dalam situasi khusus.

Maskulinitas dan feminitas dianggap sebagai peran jenis kelamin di dalam sebuah budaya. Dalam budaya maskulin ada peran seks yang rentan untuk pria dan wanita. Di dalam budaya feminim peran seks adalah tidak kaku dan ada ketidakjelasan ekspektasi pria dan wanita.

Penggunaan dimensi dari variability budaya sebagai konsep etic membolehkan kesamaan perbedaan dan perbedaan dalam perilaku yang diprediksikan dalam lintas budaya. Untuk menggambarkannya, Triandis (1995) berargumen bahwa fokus yang relatif terhadap budaya kolektivistik dan individualistik mengarah pada perbedaan orientasi menuju anggota kelompok dan di luar kelompok. Triandis menyatakan bahwa ada suatu perbedaan yang signifikan pada cara berkelakuan tiap individu terhadap anggota-anggota dalam kelompoknya dan anggota-anggota kelompok luar pada budaya kolektivistik. Akan tetapi perbedaan tersebut tidaklah signifikan dalam budaya individualistic. Prediksi jumlah dapat didasari pada masing-masing dimensi variabilitas budaya (lihat Gudykunts & Matsumoto).

Meskipun, dimensi-dimensi variabilitas budaya membuat prediksi-prediksi persamaan dan perbedaan budaya, masing-masing dimensi dimanifestasi dalam suatu cara unik ke dalam masing-masing budaya. Gudykunts dan Nishida (1994), sebagai contoh menjelaskan bahwa untuk memahami kolektivisme di Jepang. Sebagai ilustrasi, Hamaguchi (1980) berisi tentang budaya Jepang “Kontekstualistik”. Diskusi Hamaguchi tentang konteks yang sama dengan deskripsi tentang kolektivisme, tetapi ini juga berisi emic budaya Jepang yang tidak termasuk ke dalam diskusi umum dari kolektivisme. Hal ini diharapkan, sebab cara kolektivisme adalah manifestasi sebuah budaya unik pada budaya tersebut.

Tugas anda: 
dalam pendekatan antroplogis, ada beberapa hal terkait denga komunikasi antar budaya, 
carilah apa yang dimaksud dengan:
1. Kronemiks
2. Proxemiks
dikaitkan dengan  perbedaan persepsi antara  budaya individualistik dengan budaya kolektivistik, berikan pula contohnya
3. Jelaskan perbedaan mendasar antara teori Laswell dengan Teori Osgood & Schramm


Beri comment pada tulisan ini sebagai tanda kehadiran anda dalam materi ini, kemudian 
kirimkan jawaban anda dari tugas di atas ke susiana64@gmail.com paling lambat Minggu, 21 April 2012 pk 23.59

2 komentar:

  1. Maaf Bun mungkin ank2 yg lain belum tau semua Blog ibu.. ini baru saya share d FB. Mungkin tugas Baru d kumpulkan senin bu ...
    Andi Faizal Hakim..

    BalasHapus
  2. ibu saya sudah mengirim tugasnya..
    thanks...

    BalasHapus