Kamis, 19 Desember 2013

Tugas MSDM - STP SAHID Serpong

Bacalah baik-baik tulisan di bawah ini: The Ritz-Carlton: New Gold Standards ( Mitchelli, 2009)
  1.     ……Jaringan The Ritz-Carlton di Amerika juga  punya citra sama , sebuah hotel mewah dengan standar pelayanan emas untuk menampung tamu terhormat. Maka, dia menciptakan standar pelayanan dasar untuk hotelnya. Seluruh karyawan berpakaian seragam, ada kamar mandi pada setiap kamar tamu serta ruangan khusus di lobi, tempat untuk menerima tamu. Karena yang dilayani adalah para ladies and gentlemen, maka sebutan untuk karyawannya, dari tukang angkat koper sampai general manager semua sama, mereka juga disebut ladies and gentlemen.
  2.   Bekerja dalam industri perhotelan memang menarik, apalagi untuk mereka yang gemar dengan kehidupan mewah. Namun,  sekali seseorang memilih profesi tersebut, mereka harus berdedikasi secara tuntas.”Hotel bukan tempat untuk mereka yang hanya senang bertugas antara pukul 09.00 dan 17.00. Mereka harus sadar, akhir pekan dan masa liburan sering tidak bisa dinikmati dan bukan waktu untuk bersantai dengan keluarga. Sebab, sering terjadi pada saat tersebut mereka justru harus bekerja ekstra demi melayani tamu,” kata Simon Cooper, Presiden The Ritz-Carlton Hotel Company, pengelola 69 hotel mewah sejak di Dubai sampai Dallas, mulai dari Shanghai sampai Santiago. Tahun 2011 mendatang, sasarannya membangun jaringan 100 hotel mewah di seluruh dunia berikut kepemilikan residences (apartemen), kelab, dan properti lainnya.
  3. .  ..... Kunci sukses The Ritz-Carlton, tidak peduli apa jabatan dan posisinya, semua karyawan akan diperlakukan sebagai anggota keluarga. Kebijakan tersebut berhasil membangun loyalitas kepada perusahaan. Selain itu, setiap hari semua karyawan selalu menyimpan kartu kredo, tiga langkah pelayanan sebagai inti dasar budaya perusahaan, dalam saku baju seragam mereka. Pertama, ucapkan salam hangat kepada tamu dengan tulus sambil menyebut namanya. Kedua, penuhi semua permintaan pelanggan. Ketiga, sewaktu berpisah, ucapkan selamat jalan dan sebut lagi namanya.
  4. Kredo di atas ikut melengkapi motto The Ritz-Carlton, ”Ladies and Gentlemen are serving Ladies and Gentlemen”. Bagi sebagian orang, motto tersebut mungkin dianggap kuno atau terlalu mengada-ada, khususnya pada masa kini yang serba sibuk. Namun, Horst Schulze, bekas Presiden Ritz-Carlton, melukiskan, ”…justru dengan motto tersebut, setiap tamu yang datang ke hotel kami secara otomatis sudah bisa mengharapkan, pasti mendapatkan layanan profesional. Semua staf berinteraksi sejajar, dan pimpinan puncak menjaga ladies dan gentlemen mereka dari segala macam gangguan, sebagaimana layaknya sesama anggota keluarga.
  5. Kisah sukses Ritz-Carlton bisa dicapai berkat pemilihan karyawan (proses rekrutmen dan seleksi) secara cermat lewat proses pendekatan pribadi yang teliti. Begitu lolos, para karyawan kemudian diperlakukan sebagai anggota keluarga, mendapat kesempatan mengembangkan untuk bisa diri, dan diberi kehormatan dengan sebutan ladies dan gentlemen.. Terciptanya "Hubungan kesetiaan Pelanggan dalam nilai-nilai pelayanan yang kita lakukan", diterapkan dengan apa yang disebut sebagai The New Gold Standard.
  6. .. Ada 5 kerangka Prinsip Nilai Kepemimpinan yang digunakan oleh Ritz-Carlton Hotel dalam mengembangkan pelayanan pada customernya yaitu:
a.       Define and Redifine, (Memahami kebutuhan pelanggan yang selalu berkembang)
b.      Empower Through Trusts (Memberdayakan karyawan dengan memperlakukan mereka dengan hormat sepenuhnya- penggunaan istilah Ladies and gentlemen are serving for ladies and gentlemen)
c.       Its Not About You (Fokus pada orang lain-dalam hal ini pelanggan)
d.      Deliver "WOW" (Mengantisipasi kebutuhan dan kekhawatiran pelanggan yang tidak mereka ungkapkan)
e.      Leaving a Lasting Footprint (Mengembangkan dan melaksanakan system pelatihan yang tak terkalahkan

Dari tulisan di atas, analisis mana saja yang menjadi fungsi manajemen sumberdaya manusia, dan bagaimana pendapat anda mengenai Manajemen SDM di Ritz-Carlton  seperti dalam tulisan di atas
Jawaban dikirimkan ke susiana64@gmail.com, dalam bentuk MS doc. Paling lambat Minggu, 22 Desember 2013, pukul 23.59


Selamat Libur, Selamat Tahun Baru 2014

Semoga semua menjadi lebih baik dan lebih sukses dan selalu dalam lindungan NYA

Jumat, 22 November 2013

kuliah skb - kelas stp serpong

Tugas Terstruktur


Rancang sebuah bisnis usaha dibidang pariwisata, dengan perincian sbb

Fokus pada aspek :

Pasar dan pemasaran

Aspek manajemen

Aspek teknis operasional

buat draft sementara, kirimkan ke susiana64@gmail.com paling lambat Sabtu, 23 Nopember 2013 pk 23.59

kuliah komunikasi budaya- Simpati dan Empati - PBU VII - Hotel

Fenomena
Fenomena komunikasi antara komunitas  berbeda budaya semakin rumit, sejalan dengan semakin beragamnya konsep diri, minat, kepentingan, gaya hidup, kelompok rujukan, sistem kepercayaan dan nilai yang berkembang. Walaupun memiliki budaya yang sama, tapi dalam suatu komunitas yang terdiri dari beberapa ras, pasti ada perbedaan atau secara tidak sadar, perbedaan itu dimunculkan dan akhirnya menjadi suatu prasangka. Dari prasangka-prasangka inilah akhirnya selalu terjadi terjemahan informasi yang salah.

Banyak fenomena komunikasi yang mungkin atau bahkan sering kita alami, baik secara sadar atau tidak sadar. Ketika kita berada di suatu budaya yang berbeda, ini akan sangat terasa. Saya akan menceritakan beberapa fenomena komunikasi yang pernah saya alami, khususnya dari segi bahasa yang akhirnya menimbulkan prasangka lain.

Di Bandung, kalau kita tidak bisa berbahasa Sunda, maka kita akan menjadi sasaran empuk sopir angkutan kota (angkot). Waktu pertama kali saya berada di Bandung (3 tahun yang lalu), saya sering mendapat perlakuan yang tidak adil dari hampir semua sopir angkot yang angkotnya pernah saya tumpangi dalam hal ongkos/biaya yang harus saya bayar dengan jarak yang saya tempuh. Ketika saya turun dari angkot dan saya membayar ongkos dengan tidak menggunakan uang pas, maka ongkos yang seharusnya Rp 2.000,- dalam sekejab akan berubah menjadi Rp 3.000,-

Berbeda dengan di Yogyakarta. Di Yogyakarta, ketika berbelanja di Malioboro dan menawar barang dengan berbahasa Indonesia dan logat yang sedikit berbeda, maka harga barang yang seharusnya 15 ribu akan berubah menjadi 30 ribu. Perbedaan yang cukup drastis.

Warna kulit juga merupakan salah satu perbedaan yang sangat mencolok di suatu daerah berbeda. Waktu saya masih berdomisili di Yogyakarta, ketika berbelanja di warung yang sedang ramai, maka hukum ras akan sangat berlaku. Walaupun kita sudah antri 1 jam, jika kita bukan orang pribumi (warna kulit sedikit gelap) yang berkulit "sawo matang", maka kita akan menjadi orang terakhir untuk dilayani. Dalam mencari kost-kost-an pun demikian.

Ini adalah pengalaman teman kost saya (waktu masih di Yogyakarta) yang berasal dari Batak. Dia bercerita bahwa ketika tiba di Yogyakarta, dia sangat kesulitan dalam mencari kost-an. Walaupun di depan pintu ada tulisan "TERIMA KOST PUTRI", tetapi ketika ibu kost-nya keluar dan mendengarkan logat Batak-nya yang kental, tanpa basa basi, pemilik kost-an tersebut langsung mengatakan bahwa semua kamar sudah penuh. Bahkan ada yang dengan jujur mengatakan "Kamu orang Batak ya? Maaf, di sini tidak menerima orang Batak karena orang Batak hanya bisa membuat keributan". Dia sangat putus asa, tapi akhirnya ada temannya (orang Jawa) yang berhasil meyakinkan salah satu pemilik kost dan akhirnya mau menerima dia. Sungguh perjuangan yang luar biasa, dan perbedaab yang luar biasa pula.

Pengalaman yang menunjukkan tentang komunikasi antar budaya yang menimbulkan prasangka juga dapat kita lihat dalam film "How Biased are You" (belum pernah nonton? Buruan cari filmnya selagi masih ada). Dalam film ini terlihat begitu banyak perbedaan antara orang berkulit hitam dan orang berkulit putih walaupun memiliki budaya yang kurang lebih sama. Dalam melakukan banyak hal, orang kulit putih lebih diutamaka/didahulukan dibanding orang kulit hitam. Bahkan secara tidak langsung, ketika melakukan tes pada beberapa orang berkulit putih dan berkulit hitam, keduanya lebih berpihak pada orang berkulit putih.

Perbedaan mungkin kita anggap biasa dan wajar-wajar saja, tetapi tanpa kita sadari perbedaan membuat kita menjadi egois dan bahkan secara perlahan tapi pasti membawa kita pada kehancuran. Kita akan mulai kehilangan EMPATI pada orang lain jika perbedaan itu terus kita pertahankan dan kita biarkan menghantui kita.

Seperti yang ada dalam film "Haw Biased are You", dalam tes yag diberikan kepada beberapa orang berkulit hitam, tanpa mereka sadari, mereka sudah lebih berpihak pada orang berkulit putih. Mereka sendiri mengakui bahwa sebenarnya dari lubuk hati mereka yang paling dalam tidak seperti itu. Lalu faktor apa yang menyebabkan hal ini bisa terjadi? Mengapa hasil tes tersebut bisa berbeda dengan pengakuan mereka? Itu artinya perbedaan tersebut bisa dihilangkan. Berikut beberapa teori yang berkaitan dengan masalah ini.

Kerangka Teori
Cara kita berpikir dapat terkondisikan secara kultural. Budaya-budaya Timur melukiskan sesuatu dengan visualisasi-visualisasi, sedangkan budaya Barat cenderung menggunakan konsep-konsep.

Pada dasarnya manusia menciptakan budaya atau lingkungan sosial mereka sebagai suatu adaptasi terhadap lingkungan fisik dan biologis mereka. Kebiasaan-kebiasaan, praktik-praktik, tradisi-tradisi untuk terus hidup dan berkembang diwariskan dari suatu generasi ke generasi lainnya dalam suatu masyarakat tertentu.

Budaya adalah gaya hidup unik suatu kelompok manusia tertentu. Budaya bukanlah sesuatu yang dimiliki oleh sebagian orang dan tidak dimiliki oleh sebagian orang lainnya - budaya dimiliki oleh semua manusia dan dengan demikian merupakan suatu faktor pemersatu. Budaya juga merupakan pengetahuan yang dapat dikomunikasikan, sifat-sifat perilaku dipejari yang juga ada pada anggota-anggota dalam suatu kelompok sosial dan berwujud dalam lembaga-lembaga dan artefak-artefak mereka.

Kaidah emas menyuruh kita memperlakukan orang lain seperti kita ingin diperlakukan oleh mereka. Dalam kaidah ini terkandung asumsi kesamaan: bahwa orang lain seperti diri kita dan karena ia ingin diperlakukan sama. Kesamaan mengandung makna realitas yang tunggal dan mutlak, dan pemikiran seperti itu adalah dasar etnosentrisme.Kaidah emas membawa kita pada strategi komunikasi simpati; yakni menganggap orang lain berpikir dan merasa seperti kita dalam menghadapi situasi yang sama.

Untuk mengatasi Kaidah Emas, kita harus mengasumsikan adanya perbedaan diantara orang-orang dan adanya realitas ganda. Bila kita menggunakan prinsip ini, kita menggunakan strategi komunikasi empati; yakni secara imajinatif kita mengalami dunia dari perspektif orang lain. Kemampuan empati dapat dikembangkan dengan mengikuti enam langkah yang saling berkaitan. Berbeda dengan Kaidah Emas, komunikasi empati mendorong kepekaan interasial dan interkultural.

Kaidah Emas ini adalah puncak gunung es ideologi yang meghalangi perjalanan menuju pengertian interkultural dan perdamaian internasional. Kaidah Emas dan asumsi serta strategi yang menyertainya tidak efektif. Kita hanya ingin menyatakan bahwa keefektifan pendekatan ini sangat dibatasi perbedaan manusiawi.

Berlawanan dengan asumsi bahwa semua orang pada pokoknya sama, kita dapat mengasumsikan bahwa setiap orang pada hakikatnnya unik. Teori ini dapat kita sebut sebagai "hipotesis serpihan salju". Bila kita melihat kesamaan yang tampak lebih secara lebih dekat, kita akan melihat keanekaragaman yang hampir tidak terbayangkan. Pengamatan manusia yang lebih cermat juga mengungkapkan keanekaragaman seperti ini. Jelaslah bagi kita bahwa kategori yang kita gunakan untuk mengasumsikan adalah generalisasi yang dibuat dari jauh - dari jarak yang dilestarikan oleh abstraksi seperti Kaidah Emas.

Jika kita menolak kaidah emas untuk menolak perbedaan, keanekaragaman karakteristik manusia yang mempesona segera tampak. Bukan saja perbedaan itu nyata dalam bahasa dan budaya, tetapi juga dapat diamati dalam tingkat fisiologis. Seperti serpihan salju, orang berbeda dalam sidik jarinya, pola gelombang otak, pola suara, dan komposisi lainnya. Disamping perbedaan bahasa dan budaya pada suatu sisi dan perbedaan fisiologis pada sisi yang lain, orang juga berbeda secara individual dalam pola psikologisnya.

Asumsi perbedaan konsisten dengan teori realaitas majemuk. Teori-teori ini berpendapat, seperti konstruk personal, bahwa realitas bukanlah kuantitas yang tepat dan dapat ditemukan. Realitas adalah kualitas yang berubah-ubah dan dapat diciptakan. Dalam filsafat, pandangan ini diwakili oleh fenomenologi dan berbagai sistem neofenologis yang sekarang ini meneliti implikasi filosofis dari fisika modern. Yang paling penting dari teori-teori ini adalah relativitas kerangka rujukan.

Strategi komunikasi yang paling tepat dengan realitas majemuk dan asumsi perbedaan adalah empati. Seperti simpati, istilah ini juga dugunakan dalam arti bermacam-macam. Dalam penggunaan sehari-hari, empati sering didefinisikan sebagai berada pada posisi orang lain; sebagai simpati yang dalam; sebagai kepekaanan kepada kebahagiaan bukan kesedihan; dan sebagai sinonim langsung dari simpati.

Begitu meluasnya kaidah emas ini sehingga hanyalah usaha terpadu yang dapat menghilangkan pengaruhnya pada komunikasi kita. Enam langkah dalam prosedur ini menjadi petunjuk mengembangkan keterampilan empati. Setiap langkah adalah persyaratan yang diperlukan untuk langkah sebelumnya atau bila gagal bergerak dengan tepat. Bila prosedur ini diambil seluruhnya dan secara berurutan, maka prosedur ini mencerminkan pendekatan yang efektif untuk memahami perbedaan.
Langkah pertama: Mengasumsikan Perbedaan.
Langkah kedua: Mengenali Diri
Langkah ketiga: Menunda Diri
Langkah keempat: Melakukan Imajinasi Terbimbing
Langkah kelima: Membiarkan Pengalaman Empati
Langkah keenam: Meneguhkan Kembali Diri

Walaupun empati dapat digunakan dalam berbagai situasi komunikasi, dalam makalah ini kita hanya mencurahkan perhatian pada penggunaannya untuk memahami perbedaan. Sebagaimana ditunjukkan oleh konotasi simpati yang etnosentrik, yang disebut terdahulu, penggunaan empati dapat menciptakan iklim yang lebih sensitif dan terhormat untuk komunikasi interasial dan interkultural. Dengan empati, kita dapat mengatasi kaidah emas, dan menggantikannya dengan "Kaidah Platina": "Perlakukanlah orang lain seperti mereka memperlakukan diri mereka sendiri".

Pembahasan
Dalam kenyataan yang ada, baik di film "How Biased are You" maupun kisah nyata yang kita alami sendiri memperlihatkan bahwa komunikasi antar komunitas berbeda akan semakin rumit dengan perbedaan-perbedaan yang terlihat dan pernah kita alami. Tapi bukan berarti hal ini tidak bisa dihilangkan atau dihindari. Dengan mempelajari beberapa teori di atas, kita bisa memulai untuk me-manage perbedaan-perbedaan yang ada mulai dari dalam diri pribadi kita masing-masing.

Teori-teori yang ada bisa kita terapkan dalam kehidupan kita pribadi dengan tetap menyadari bahwa setiap budaya itu berbeda dan antara orang yang satu dengan yang lain pasti ada perbedaan dalam banyak hal, terutama perbedaan nilai-nilai yang dianut.

Kaidah emas menyuruh kita memperlakukan orang lain seperti kita ingin diperlakukan oleh mereka. Dalam kaidah ini terkandung asumsi kesamaan: bahwa orang lain seperti diri kita dan karena ia ingin diperlakukan yang sama. Kesamaan mengandung makna realitas yang tunggal dan mutlak dan pemikiran seperti itu adalah dasar etnosentrisme. Kaidah emas membawa kita pada strategi komunikasi simpati; yakni menganggap orang lain berpikir dan merasa seperti kita dalam menghadapi situasi yang sama. Hal ini bisa membantu atau menolong kita dalam meminimalisir perbedaan. Ketika kita saling memahami, mengerti dan memperlakukan orang lain dengan sewajarnya, maka hal itupun yang akan kita terima.

Sekarang kita melihat, bagaimana kaidah emas berasal dari asumsi kesamaan manusia - asumsi yang konsisten dengan teori realitas tunggal. Strategi komunikasi yang melaksanaka kaidah emas adalah simpati yang antara lain berupa penggeneralisasian pikiran dan perasaan dari kerangka rujukan kita sendiri. Walaupun simpati dapat melahirkan pengertian tentang orang lain dalam situasi yang betul-betul sama, simpati banyak mengandung kerugian dalam situasi ketika ditemukan perbedaan manusiawi.

Strategi komunikasi yang paling tepat dengan realitas majemuk dan asumsi perbedaan adalah empati. Seperti simpati, istilah inipun digunakan dalam arti bermacam-macam. Dalam penggunaan sehari-hari, empati sering didefinisikan sebagai berada pada posisi orang lain. Kadang kita tidak bisa memahami bagaiman orang lain diperlakukan, atau orang lain tidak begitu respek dengan simpati yang kita berikan. Tetapi lebih membutuhkan empati dari kita. Butuh diperlakukan seperti bagaiaman mereka ingin diperlakukan.

Solusi
Solusi yang dapat saya berikan untuk mengatasi perbedaan yang dapat menimbulkan prasangka adalah:
1. Mengasumsikan perbedaan, mengenali diri, menunda diri, melakukan imajinasi terbimbing, membiarkan pengalaman empati, meneguhkan kembali diri.
2. Memperlakukan orang lain dengan baik
3. Menghilangkan perbedaan dari pikiran kita, sehingga tidak menimbulkan prasangka.
4. Memahami posisi orang lain, dan
5. Memperlakukan orang lain seperti bagaimana mereka ingin diperlakukan

Kesimpulan

Perbedaan mungkin kita anggap biasa dan wajar-wajar saja, tapi tanpa kita sadari, perbedaan membuat kita egois dan bahkan secara perlahan tapi pasti membawa kita kepada kehancuran. Kita akan mulai kehilangan EMPATI pada orang lain jika kita perbedaan itu terus kita pertahankan dan kita biarkan menguasai kita.

Saat orang mulai memperbesar perbedaan, itulah prasangka. Oleh karena itu, sebisa mungkin kita harus meminimalisir perbedaan yang ada, mulai dari diri kita masing-masing, sehingga prasangka itu tidak ada dan kita bisa memperlakukan orang lain dengan baik tanpa melihat perbedaan apapun termasuk perbedaan budaya.

Strategi komunikasi yang paling tepat dengan realitas majemuk dan asumsi perbedaan adalah empati. Kadang kita tidak bisa memahami bagaiamana orang lain diperlakukan, atau orang lain tidak begitu respek dengan simpati yang kita berikan, tetapi mereka lebih membutuhkan empati dari kita, butuh diperlakukan sebagaimana mereka ingin diperlakukan.

Referensi:
1. Mulyana Deddy, Dr. M.A., Jalaluddin Rahmat, Drs. M.Sc. 2006. Komunikasi Antar Budaya. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya
2. Film "How Biased 
 You"
Diposkan Lea Belandina dalam http://belandina.blogspot.com/

Tugas anda:
Baca baik-baik tulisan di atas, jawablah:
1.Jelaskan tentang apa yang dimaksud dengan kaidah emas
2.Jelaskan pula apa yang dimaksud dengan simpati dan empati
3.Menurut anda bagaimana sebaiknya kita menyikapi perbedaan budaya?

Kumpulkan pada jumat 23 nopember 2013 pk 10.00 pagi

Selasa, 08 Oktober 2013

kuliah ke 6 Pariwisata Berkelanjutan kelas sudirman

Bacalah tulisan di bawah ini, dan jawablah pertanyaannya
Pulau Bintan merupakan pulau terbesar diantara pulau-pulau lainnya yang ada di propinsi termuda Indonesia, yaitu propinsi Kepulauan Riau. Letaknya sangat strategis karena berbatasan langsung dengan negara tetanga Singapore dan Malaysia. Jarak tempuh dari Singapore ke Tanjung Pinang hanya 2 jam dengan menggunakan Ferry. Bahkan bagian utara Pulau Bintan, yaitu Lagoi dapat ditempuh hanya dalam waktu 55 menit. Karena letaknya yang strategis, sudah sejak lama Bintan menjadi pusat perdagangan dan pariwisata. Pariwisata semakin berkembang ketika diterapkannya kebijakan bebas visa bagi wisman asal negara Asean, seperti Singapore dan Malaysia.
        Setiap tahun Pulau Bintan dikunjungi oleh sekitar 500 ribu orang wisatawan mancanegara. Ada dua tujuan wisata di Bintan, yaitu Tanjung Pinang yang menjadi ibu kota propinsi Kepulauan Riau dan Kawasan Wisata Internasional Lagoi, Kab. Bintan yang terletak di utara P. Bintan. Wisman yang datang ke Tanjung Pinang di dominasi oleh turis dari Singapore dan Malaysia, umumnya mereka datang untuk berbelanja (shopping) atau mencari hiburan semata. Sedangkan turis yang datang ke Kawasan Wisata Lagoi lebih beragam, biasanya mereka datang dengan tujuan untuk berlibur, bulan madu atau berolah raga, khususnya golf.
        Banyaknya jumlah wisman yang berkunjung ke P. Bintan memang telah meningkatkan perekonomian dan menciptakan banyak lapangan kerja. Pariwisata menjadi tulang punggung penggerak roda perekonomian dan menjadi salah satu sumber pendapatan utama pemerintah setempat, khususnya penerimaan dari pajak hotel dan restaurant. Namun, sayangnya hiruk pikuk dan gemerlap pariwisata ini belum bisa dinikmati sepenuhya oleh penduduk asli, mereka kalah bersaing dengan pendatang yang umumnya memiliki keuletan, keterampilan dan pendidikan yang relatif lebih baik dari penduduk lokal.
        Untuk meningkatkan partisipasi masyarakat lokal dalam bidang pariwisata, pada tahun 2002 digulirkan proyek pengembangan ekowisata berbasis komunitas dengan nama Bintan Ecotourism
Venture Project (BEVEP) yang dibiayai oleh multi lembaga, yaitu Department for International Development (DFID, Inggris), PEMDA Kab. Bintan dan PT Bintan Resort Cakrawala selaku pengelola kawasan wisata Lagoi. Proyek selama 3 tahun ini dilaksanakan di dua desa yang letaknya bersinggungan dengan kawasan wisata Lagoi, yaitu Desa Sebong Lagoi dan desa Sribintan, Kecamatan Teluk Sebong, Kab. Bintan. BEVEP bertujuan untuk memberikan alternatif pendapatan dengan menjadi pelaku pariwisata di desanya masing-masing. Tujuan lain yang hendak dicapai dalam proyek ini adalah menjaga kelestarian lingkungan dan mempromosikan budaya Melayu Riau.
Kegiatan utama Proyek Ekowisata berbasis komunitas ini adalah meningkatkan keterampilan penduduk lokal dalam bidang pariwisata melalui serangkaian kegiatan pelatihan yang relevan. Kegiatan lain adalah memperbaiki infrastruktur desa serta membangun berbagai sarana pariwisata yang diperlukan. Dengan di bantu konsultan ahli dalam dan luar negeri kemudian di rancang beberapa produk ekowisata sesuai dengan potensi yang ada di kedua desa tersebut. Setelah melakukan beberapa kali uji pasar dan justifikasi, akhirnya produk ekowisata siap untuk dipasarkan. Seluruh kegiatan proyek dari mulai perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi dilakukan secara bersama-sama dengan masyarakat setempat.
        Usaha ekowisata ini selanjutnya dioperasikan oleh masyarakat setempat melalui wadah organisasi Yayasan Ekowisata yang telah dibentuk sebelumnya di setiap desa. Produk ekowisata yang dijual antara lain Ekowisata Memancing Tradisional di Sungai Sebong, Ekowisata Mendaki Gunung Bintan, Ekowisata Budaya Desa, Ekowisata Bersepeda Melintasi hutan, pantai, perkebunan dan kawasan pemukiman, Ekowisata Memancing ke Tengah Laut, Ekowisata Menjelajah Desa dengan Bersepeda, dsb. Pangsa pasar ekowisata adalah wisman yang berkunjung ke kawasan wisata Lagoi. Kegiatan promosi dan pemasaran dilakukan oleh PT Bintan Resort Cakrawala yang merupakan mitra kerja Yayasan Ekowisata.

Pertanyaan:

Menurut Saudara, dari bacaan di atas, aktivitas apa saja yang memperlihatkan penerapan prinsip-prinsip Pariwisata berkelanjutan?

Buatlah jawaban anda dengan singkat dan jelas

Jawaban dikirimkan via email ke susiana64@gmail.com, plg lambat Sabtu, 11 Oktober 2013 pk. 23.59

Selasa, 01 Oktober 2013

Kulia 6 Ekonomi Pariwisata - PBU 7 UPW

1.       Jelaskanlah yang dimaksud dengan 10 prinsip ekonomi, dan pada saat  kapan suatu barang disebut barang ekonomi
2.       Bagaimana dengan ekonomi pariwisata? Jelaskanlah jawaban Saudara
3.       Apa yang dimaksud dengan hukum penawaran, dan bagaimana ciri khasnya?
4.       Apa yang dimaksud dengan hukum permintaan, bagaimana ciri khasnya?
5.       Apa  beda dari  produk barang dan jasa?

6
di kumpulkan jumat 4 Oktober 2013, pk 23.59 via email susiana64@gmail.com

Kuliah 5 Ekonomi Pariwisata - PBU 7 UPW

1.     Kerjakanlah soal berikut ini 


      Berapakah titik impas dari kasus dalam pasar persaingan sempurna di bawah ini:
Permintaan suatu barang ditunjukkan dengan persamaan     Q = 60 – 10P; dan penawaran barang ditunjukkan dengan persamaan  Q = 5P + 15. dimana Q adalah jumlah barang dan P adalah harga.
 (a)Carilah titik keseimbangan pasar dari permintaan dan penawaran di atas  (ekuilibrium)  

 (b) gambarkan kurva keseimbangan permintaan dan penawaran barang tersebut 

Kerjakan dan di kumpulkan pada Jumat 4 Oktober 2013, pk 23.59
subject: Ekonomi pariwisata -PBU 7 UPW

Minggu, 02 Juni 2013

Tata cara makan ala barat- Kuliah Pengantar Hospitalitas ROXY

Etika makan atau Table Manners adalah aturan yang harus dilakukan saat bersantap
bersama di meja makan. Etika makan diperkenalkan oleh bangsa Eropa yang merupakan
aturan standar terutama saat bersantap bersama-sama di sebuah acara resmi atau acara
makan bersama di keluarga besar.
Jika mampu menunjukkan sopan santun di meja makan, sebenarnya secara tidak langsung
menunjukkan kualitas pergaulan, intelektualitas dan etika pergaulan seseorang. Etika
makan tidak dibentuk secara tiba-tiba. Kualitas etika makan harus dilakukan sejak usia
anak dan remaja. Dengan kebiasaan sehari-hari dengan melakukan etika makan yang baik
maka merupakan proses pembelajaran yang sangat baik. Bila etika makan dibentuk
secara instan maka akan menghasilkan kualitas etika makan yang canggung dan tidak
luwes. Bila seseorang diundang di sebuah restoran terkenal atau jamuan makan malam
resmi dengan meja makan yang sudah di setting sedemikian rupa harus mengikuti aturan
etika makan yang baik.
Beberapa etika umum yang harus dilakukan adalah :
1. Bila pelayan tidak memberikan anda duduk, Duduk dan tariklah bangku dengan
dua tangan.
2. Bukalah serbet atau napkin dengan wajar taruh di pangkuan anda
3. Jika sudah siap memesan menu, lihat daftar menu dengan wajar, jangan terlalu
lama. Segera menunjuk menu yang anda pilih. Setelah itu biasanya pelayan
mempersilakan anda mencicipi menu pembuka atau Appetizer.
Jamuan formal terdiri dari beberapa menu
· Hidangan Pembuka (Appetizer)
· Sebelum hidangan pembuka disajikan biasanya diatas meja disediakan roti
sebagai panganan, anda bisa makan roti ini dengan tangan. Hidangan pembuka
biasanya juga terdiri dari dua macam, Hot Appetizer dan Cold Appetizer. Hot
Appetizer biasanya Sup. Aduklah sup itu perlahan, jangan dipangku ditangan
anda, biarkan tetap diatas meja. Jangan sekali-kali meniup sup. Gunakan sendok
sup yang sudah disediakan, biasanya lebih kecil. Kalau Cold Appetizer bisa
berupa salad, ambil garpu di tangan kiri dan pisau di tangan kanan, sekali lagi
pilihlah alat makan yang disediakan, biasanya lebih kecil dari alat makan
hidangan utama. Janagn ragu-ragu mengelap mulut anda bila ada sisa makanan
disana. Jangan mengelap dengan satu tangan.
Hidangan Utama (Main Course)
· Bila hidangan utama sudah tiba, jangan salah kalau anda sedang diundang jamuan
makan ala internasional, umumnya ada dua cara menyantap hidangan utama.
Hidangan utama sering berupa daging, steik atau sea food. Bila menggunakan ala
Amerika biasanya daging dipotong lebih dahulu baru disantap menggunakan
sendok dengan tangan kanan. Cara Eropa lain lagi, biasanya langsung dipotong
dengan pisau di tangan kanan lalau memakan dengan garpu di tangan kiri.
Hidangan Penutup (Dessert)
· Puas menyantap hidangan utama, saatnya anda menikmati hidangan penutup.
Hidangan penutup umumnya berupa makanan atau minuman dingin, seperti
cocktail, ice cream atau jus. Jangan makan hidangan penutup langsung setelah
anda menghabiskan makanan utama. Berilah waktu untuk perut anda. Setelah
dirasa cukup dan hidangan penutup sudah siap, amkaan anda bisa menyantapnya.
Bila hidangan pentup anda berupa minuman yang ada hiasan diatasnya. Makanlah
hiasannya atau sisihakan terlebih dahulu. Baru minum isinya.
Setiap negara memiliki aturan meja makan yang berbeda-beda. Namun, ada
beberapa aturan dasar yang terdapat di setiap etika makan, yaitu :
· Makan dengan mulut yang tertutup saat mengunyah makanan
· Berbicara dengan volume suara yang rendah
· Tutupi mulut saat batuk atau bersin
· Jangan menyandarkan punggung di sandaran kursi
· Jangan menimbulkan suara saat mengunyah makanan
· Jangan memainkan makanan dengan peralatan makan
· Jangan mengejek atau memberitahu seseorang bahwa dia memiliki etika makan
yang buruk
· Jangan bersendekap di meja makan
· Selalu meminta ijin ke empunya acara saat akan meninggalkan meja makan
· Jangan menatap mata orang lain saat dia sedang makan
· Jangan berbicara melalui telepon di meja makan. Meminta ijinlah saat anda benar
benar harus menjawab telepon, dan meminta maaflah saat kembali.
· Jangan menimbulkan suara saat memakan sup
· Letakkan garpu di sebelah kiri dan garpu disebelah kanan bersama-sama di arah
jam 5 di atas piring dengan bagian pisau yang tajam menghadap ke dalam. Ini
menandakan bahwa anda telah selesai makan.
· Lap yang disediakan di atas meja tidak boleh digunakan
· Jangan menghilangkan ingus dengan lap tangan. Lap yang disiapkan untuk anda
hanya untuk membersihkan mulut bila kotor
· Jangan mengambil makanan dari piring orang lain dan jangan memintanya juga
· Telan semua makanan yang ada di mulut sebelum minum
· Jangan menggunakan tangan saat mengambil makanan yang tersisa di dalam
mulut, gunakan tusuk gigi
· Usahakan untuk mencicipi semua makanan yang disediakan
· Tawarkan ke orang di sebelah anda saat anda akan menuangkan minuman ke
gelas anda
· Sisakan makanan sedikit bila anda tidak ingin atau tidak sanggup menghabiskan
makanan
· Tunggu ada aba-aba untuk mulai memakan makanan yang dihidangkan
· Menambahkan bumbu setelah mencicipi makanan dianggap kasar dan menghina
koki
· Kecuali di restoran, jangan minta untuk menyingkirkan sisa makanan anda
kecuali acara makan sudah selesai dan jangan pernah melakukan bila diundang ke
acara formal.
· Jangan lupakan satu hal yang umum, jangan lupa untuk selalu mengatakan
‘tolong’ dan ‘terima kasih’ setiap kali anda meminta bantuan
Tata Letak dan Etiket umum
A. Serbet
B. Piring utama
C. Mangkok sop dan tatakannya
D. Piring roti dan mentega dengan pisau roti
E. Gelas air
F. Anggur putih
G. Anggur merah
H. Garpu ikan
I. Garpu utama
J. Garpu salad
K. Pisau utama
L. Pisau ikan
M. Sendok sop
N. Sendok makanan pencuci mulut dan garpu kue
Perhatikan bahwa posisi garpu salad (J) disarankan untuk diletakkan disebelah kiri garpu
utama (I). Bagaimanapun juga untuk jamuan resmi garpu utama digunakan sebelum
garpu salad, karena itu sebaiknya para tamu menunggu hidangan utamanya sebelum
mengambil salad.
Apa yang harus dilakukan
Kapan memulai makan:
Tidak sesuia dengan nasehat orang tua, para pakar etiket malah menganjurkan untuk
memulai makan tanpa harus selalu menunggu orang lain – mulailah makan saat makanan
hangat disajikan. Untuk makanan dingin atau buffets, tunggulah hingga tuan rumah
mempersilakan makan, dan tunggu pula hingga tamu utamanya mulai mengambil
makanan.
Makanan yang dapat dipegang dengan tangan:
· Roti: break slices of bread, rolls and muffins in half or into small pieces by hand
before buttering.
· Daging : jika potongan dagingnya tebal, makanlah dengan menggunakan pisau
dan garpu. Jika garing, pecahkan dengan garpu dan makanlah dengan tangan.
· Makan dengan tangan: Ikuti pedoman tuan rumah. Jika makanan tersebut
disajikan dalam piring, ambil dan letakkan pada piring anda sebelum
memakannya.
· Makanan yang biasanya langsung dimakan dengan tangan: jagung pada ikan
tongkol, tulang iga, lobster, kepiting dan tiram dengan cangkang terbuka,
sayapayam dan tulang (untuk situasi tidak resmi), sandwiches, beberapa jenis
buah tertentu, buah zaitun, seledri, roti dan kue kering.
Membuang makanan yang terselip dari mulut:
1. Serpihan buah zaitun: keluarkan dengan hati-hati ke telapak tangan sebelum
membuangnya ke piring.
2. Tulang ayam: gunakan garpu untuk membuang ke piring.
3. Duri ikan: buanglah dengan jari.
4. Bagian yang lebih besar: tulang atau makanan yang tidak ingin anda makan
keluarkan dengan hati-hati dan tersembunyi ke dalam serbet makan hingga tidak
diketahui orang lain.
Tata cara untuk minum :
· MUG (gelas agak besar tanpa kaki) yang digunakan untuk minum kopi, teh atau
minuman panas lainnya, biasanya digunakan pada acara tak resmi. Tatakan
biasanya disertakan untuk meletakkan sendok kecil, bahkan kadang tidak
disediakan sama sekali. Bila disertai tatakan/lepek, biasanya sendok diletakkan
dengan posisi menghadap ke bawah atau di sisi piring mentega atau piring makan.
Jangan lupa mengeluarkan sendok dari mug pada waktu akan minum.
· Letakkan teh celup yang sudah dicelupkan ke dalam cangkir yang berisi air panas
pada piring alas/tatakan cangkir.
· Sebelum mereguk es teh manis, es kopi susu, atau jus, jangan lupa singkirkan
sendok pengaduk yang berbentuk panjang. Letakkan di tatakan setelah selesai
mengaduk minuman. Bila tak tersedia, jangan lupa memintanya.
· Bila kopi atau teh tumpah, tanyakan apakah bisa mengganti tatakan. Bila tidak
memungkinkan, gunakan serbet atau tisu untuk membersihkannya. Hal ini untuk
menghidari tumpahan yang lebih banyak atau mengenai baju Anda.
· Jika disuguhi minuman dengan gelas yang biasa digunakan untuk anggur merah,
pegang kaki gelas. Untuk anggur putih, pegang badan gelas untuk menjaga
kedinginan minuman tersebut. Bila di gelas minuman terdapat hiasan buah seperti
stroberi, ceri, dan lainnya tapi Anda tidak ingin memakannya, boleh disingkirkan.
· Sebaiknya jangan meniup minuman yang panas untuk mendinginkannya. Agar
cepat dingin, Anda bisa mengaduk minuman secara perlahan atau tunggu sampai
panasnya berkurang.


Tugas anda:
1. Buat skema tata letak peralatan makan ala barat seperti yang diminta di atas, jika anda diharuskan mempersiapkan table nya
2. menurur anda, mengapa penting kita mengetahui, dan mampu melakukan tata cara makan sesuai etiket di atas?

Jika ada pertanyaan bisa diajukan via email atau langsusngvia blog ini
Tugas dikumpulkan pada hari Senin 3 Juni 2013, paling lambat pukul 23.59

Selamat mengerjakan

Jumat, 24 Mei 2013

Kuliah 9 MICE- Kelas Roxy- Lingkungan Wisata Konvensi

Kegiatan penyleggaraan wisata konvensi melibatkan banyak segmen industri yang berdivervisikasi sangat luas dengan kegiatan sangat luas dengan kegiatan bisnisnya yang beraneka ragam.”Kerja Besar” program suatu konvensi internasional tidak bias ditangani oleh seorang saja,melainkan harus bekerja sama dengan orang lain yang kegiatan bisnisnya berada di segmen-segmen bidang lain yang berbeda-beda.

LOKASI TEMPAT PERSIDANGAN KONVENSI
(Venues of the Convention)

- gedung pusat konvensi (Convention Center)
- balai kota (town hall)
- pekan raya (trade fairs)
- hotel pegunungan/pantai (resort hotels)
- hotel pinggir kota (suburban hotels)
- kapal pesiar (cruise ships)

Menentukan lokasi (site) kegiatan persidangan konvensi harus melalui pertimbangan pilihan.Pertimbangan itu menyangkut ukuran,sifat,danjenis kegiatan program yang hendak diselenggarakan.
PUSAT-PUSAT USAHA KONVENSI
(Convention Management Centers)

- Biro Konvensi (convention Bureaus)
- Organisasi Penyelenggara konvensi Profesional (Professional Convention Organizers =PCO)
- Perancang Persidangan Swakarsa (Independent Meeting Planners)
- Usaha Pengelola Asosisasi (Assiciation Management Companies)
- Usaha Kawasan Wisata (Destination Management Companies)
- Wisma Perjalanan Insentive (Incentive Travel House)

Adalah merupakan hal yang mendasar bahwa usaha-usaha wisata konvensi bekerja atas prinsip-prinsip yang sama dengan usaha destinasi kawasan wisata dan usaha-usaha lain speerti tersebut di atas.

PUSAT-PUSAT USAHA PAMERAN
(Exhebition Managemen Centres)

- Organisasi Adilaksa Pameran
- Usaha Pameran Dagang
- Usaha Pameran Ilmiah
- Usaha Pekan Raya
- Asosiasin Desainer& Produser pameran
Baik penyelenggara pameran maupun peserta pameran yang mewakili perusahaan koorporasi yang membuat produk barang serta jasa pelayanan.

USAHA ANGKUTAN (Transportasi Companies)

- Perusahaan penerbangan Komersial
- Perusahaan Bus Wisata
- perusahaan Sewa Mobil
- Perusahaan Kereta Api
- Perusahaan Taksi

Unsur eksebilitas transportasi merupakan salah satu syarat penting bagi segmen komponen industri pariwisata, termasuk wisata konvensi tentunya.

ORGANISASI-ORGANISASI NASIONAL
- Organisasi Pariwisata Nasional
- Asosiasi Perjalanan Wisata Nasional
- Asosiasi hotel& Rumah Makan nasional
- Asosiasi Penerbangan Nasional
- Pusat Informasi Wisatawan
Data di atas merupakan petunjuk betapa banyaknya asosiasi atau perhimpunan nasional yang bergerak dari berbagai segmen indiustri pariwisata.

USAHA AKOMODASI DAN MAKAN-MINUM
Perusahaan akomodasi termasuk didalamnya:Hotel ,Apartemen,Rumah Penginapan,Motel,Peristirahatan,Bungalow ,vila,Rumah tamu,Pondok dan lain-lain.

USAHA MAKAN DAN MINUM (FOOD AND BEVERAGE)
Restaurant, rumah makan, catering caffee shop, cabana, pub, café, bir & minuman ringan, kopi, teh, air mineral, minuman keras, minuman tradisional.

USAHA JASA WISATA
- Biro Perjalanan Wisata (travel Bureaus)
- Klub Selancar(surving club)
- Klub Arung Jeram(Rafting club)
- klub Balap Mobil(Motor Circuit Club)
- Biro perjalanan wisata induk(travel wholesalers)
Perancang perjalanan diharapkan agar senantiasa jeli dalam mencari peluang dan celah untuk menciptakan perjalanan insentif.

PERHIMPUNAN DAN ORGANISASI INTERNASIONAL
(internasional asaosiation& organization)
- Organisasi Pariwisata Dunia (WTO)
- Asosiasi Perjalanan Wisata Pasifik –Asia (PATA)
- Asosiasi Hotel Dan Restaurant Internasional (IHRA)
- Asosiasi Pengelola Konvensi Adilaksana (PCMA)

PUSAT-PUSAT PERBELANJAAN (shoping centers)
- Perusahaan Aneka Kembang
- Pusat Seni rupa dan Seni Lukis
- Pusat Kerajinan Emas Dan Perak
- Perancang dan peragaan busana
- Pusat mebel dan perabot rumah

PUSAT-PUSAT HIBURAN DAN REKREASI
- Taman hiburan
- Taman ria
- Sanggar seni dan budaya
- Kebun Binatang
- Museum
- Pagelaran Seni Pentas

PERBANKAN DAN USAHA JASA TAMBAHAN
- Usaha –Usaha Bank
- Kartu Kredit
- Cek Perjalanan
- Asuransi Perjalanan
- Penukaran Uang Asing
TUGAS: Selesaikan TUGAS seperti pd Kuliah terakhir

Kuliah 9 Perilaku Organisasi


Tugas terstruktur:

Pada sebuah organisasi , sistem pemberian imbalan pada anggota organisasi merupakan hal penting dan perlu pemikiran yang mendalam, tugas Saudara:
  1. Carilah di google, ataupun referensi lain, apa yang dimaksud dengan Sistem Reward (penghargaan)
  2. Ada berapa jenisnya?
  3. Menurut Saudara, mengapa sistem reward (imbalan / penghargaan) merupakan hal  penting dalam mempelajari perilaku organisasi? jelaskan
Jawaban dikirim dalam bentuk MS word, ke susiana64@gmail.com  paling lambat Selasa, 24 Mei 2013 pk 23.59



Kamis, 18 April 2013

kuliah MICE STP ROXY

INILAH, Bandung - Industri wisata Meetings, Incentive, Conventions, dan Exhibitions (MICE) memiliki tingkat pembelanjaan lebih besar 3-4 kali dibandingkan pembelanjaan yang dikeluarkan wisatawan biasa. Hal itu terjadi karena setiap penyelenggaraan MICE/konvensi selalu disertai dengan program 'pre and post conference' (pra dan pasca konferensi).

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat Nunung Sobari MM menuturkan, untuk menjawab tantangan yang berkembang terhadap industri wisata MICE agar tidak tertinggal dari negara lain, Jawa Barat telah membangun pusat-pusat konvensi disertai sarana dan fasilitas memadai. Seperti Sentul International Convention Centre (SICC), Bandung International Convention Centre (BICC), dan Bandung Convention Centre (BCC).

"Selain itu, hotel-hotel berbintang yang tersebar di seluruh Jawa Barat, khususnya kota Bandung, dilengkapi ruang-ruang pertemuan dan peralatan yang diperlukan dengan kapasitas bervariasi. Ada juga penambahan jalur penerbangan domestik dan internasional ke dan dari Bandara Husein Sastranegara. Soalnya pengoperasian usaha Wisata MICE akan melibatkan banyak sektor dan mitra kerja yang saling berhubungan," jelas Nunung saat membuka acara Pelatihan Tenaga Usaha Jasa MICE di Hotel Cianjur Kabupaten Cianjur, melalui rilis yang diterima INILAH, Sabtu (13/1/2013).

Untuk mendorong pengembangan kegiatan wisata Mice di beberapa daerah Jawa Barat, kata Nunung, diperlukan berbagai upaya pembinaan terhadap seluruh sektor (stakeholder) tadi sehingga terjadi suatu sinergitas pemanfaatan dan pengembangan seluruh potensi wisata MICE yang dimiliki. Selain itu, faktor yang menyebabkan beberapa daerah lain tertinggal untuk menjadi tempat (host) penyelenggaraan kegiatan Wisata MICE baik nasional maupun internasional, antara lain faktor kondisi keamanan, prasarana dan sarana konvensi, terbatasnya atraksi wisata pada saat dan setelah konvensi.

"Peserta konvensi pada umumnya terdiri dari kaum yang menuntut persyaratan tinggi oleh komite, profesionalisme dari pco (Profesional Conference Organizer). Maka penyelenggaraan kegiatan MICE harus dilakukan secara profesional, tepat dan berhasil guna sehingga mendukung tercapainya tujuan peserta maupun penyelenggara sebagai konsumen. Pemerintah membuat peraturan bahwa penyelenggaraan kegiatan MICE harus dilakukan oleh Badan Usaha Jasa Pertemuan, Insentif, dan Pameran (BUJPIP) yang diakui secara resmi dan mendapat ijin dari pemerintah. BUJPIP adalah seperti PCO (Professional Congress Organizer), PEO (Professional Exhibition Organizer) dan Incentive Tour Company yang dikenal di luar negeri, dan berperan sebagai konsultan penyelenggaraan MICE," tegasnya.[ang] sumbeR:http://www.inilahkoran.com/read/detail/1977786/industri-mice-perlu-jaminan-keamanan-dan-sarana 

Tugas anda:
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan PCO dan apa tugas serta tanggung jawabnya
2. Apa tata cara dalam proses bidding jelaskan

Jawaban dikirim via email ke susiana64@gmail.com, plg lambat 21 April 2013 pk. 23.59

kuliah 6 Perilaku Orgtanisasi Kelas Roxy


MEMBANGUN KINERJA MELALUI MOTIVASI KERJA KARYAWAN (sumber:http://cokroaminoto.wordpress.com/2007/05/23/meningkatkan-kinerja-karyawan-1/)
POSTED BY COKROAMINOTO  MAY 23, 2007  
Ada apa dengan kinerja karyawan
Kalau kita sepakat bahwa fungsi ideal dari pelaksanaan tugas karyawan dalam unit kerja adalah fungsi pelayanan, maka orientasi manajemen harus berfokus pada pelanggan. Maka konteks seharusnya adalah bahwa arah pelaksanaan tugas karyawan adalah memberikan pelayanan pada pelanggan, baik internal maupun exsternal.
Hal-hal di atas tidak mudah. Karena barisan terdepan dalam pemberian pelayanan adalah karyawan dengan berbagai persoalannya. Bukan tidak mungkin pelanggan memperoleh citra yang buruk tentang lembaga/organisasi, gara-gara pekerjaan pelayanan oleh karyawan yang jelek. Dari sinilah mungkin enter-point-nya. Harus fokus pada peningkatan kinerja karyawan. Karena tidak mungkin terjadi “fokus pada pelanggan” tanpa didahului oleh “fokus pada karyawan.”
Berbicara kinerja individual karyawan, ada beberapa faktor utama yang mempengaruhi. Menurut Gibson, kinerja individual karyawan dipengaruhi oleh faktor motivasi, kemampuan dan lingkungan kerja.
Awalnya, adalah Motivasi Kerja
Faktor motivasi memiliki hubungan langsung dengan kinerja individual karyawan. Sedangkan faktor kemamampuan individual dan lingkungan kerja memiliki hubungan yang tidak langsung dengan kinerja. Kedua faktor tersebut keberadaannya akan mempengaruhi motivasi kerja karyawan. Karena kedudukan dan hubunganya itu, maka sangatlah strategis jika pengembangan kinerja individual karyawan dimulai dari peningkatan motivasi kerja. Diyah Dumasari Siregar ST, MM, dalam tulisannya menyatakan, bahwa karyawan dan perusahaan merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Karyawan memegang peran utama dalam menjalankan roda kehidupan perusahaan. Apabila karyawan memiliki produktivitas dan motivasi kerja yang tinggi, maka laju roda pun akan berjalan kencang, yang akhirnya akan menghasilkan kinerja dan pencapaian yang baik bagi perusahaan. Di sisi lain, bagaimana mungkin roda perusahaan berjalan baik, kalau karyawannya bekerja tidak produktif, artinya karyawan tidak memiliki semangat kerja yang tinggi, tidak ulet dalam bekerja dan memiliki moril yang rendah.
Adalah menjadi tugas manajemen agar karyawan memiliki semangat kerja dan moril yang tinggi serta ulet dalam bekerja. Berdasarkan pengalaman dan dari beberapa buku, biasanya karyawan yang puas dengan apa yang diperolehnya dari perusahaan akan memberikan lebih dari apa yang diharapkan dan ia akan terus berusaha memperbaiki kinerjanya. Sebaliknya karyawan yang kepuasan kerjanya rendah, cenderung melihat pekerjaan sebagai hal yang menjemukan dan membosankan, sehingga ia bekerja dengan terpaksa dan asal-asalan. Untuk itu merupakan keharusan bagi perusahaan untuk mengenali faktor-faktor apa saja yang membuat karyawan puas bekerja di perusahaan. Pemahaman tentang jenis atau tingkat kebutuhan perorangan karyawan oleh perusahaan menjadi hal mendasar untuk meningkatkan motivasi. Dengan tercapainya kepuasan kerja karyawan, produktivitas pun akan meningkat.
Apa sebenarnya yg dibutuhkan karyawan? Menurut Maslow, jenjang kebutuhan manusia sebagai karyawan dari yang terrendah hingga yang tertinggi adalah :
Physiological Needs (Kebutuhan fisiologis/dasar/pokok)
Safety Needs (kebutuhan akan rasa aman).
Social/Affiliation Needs (kebutuhan untuk bersosialisasi)
Esteem Needs (kebutuhan harga diri).
Self-actualization Needs (kebutuhan aktualisasi diri).
Apa yang bisa kita ambil manfaatnya?
Menurut Diyah lagi, dari tingkat kebutuhan manusia menurut Maslow tersebut, kompensasi dalam bentuk sentuhan emosional merupakan level yang lebih tinggi, dibandingkan kebutuhan fisik/dasar. Level tertinggi yaitu Self-actualization Needs (kebutuhan aktualisasi diri) membuktikan bahwa karyawan lebih senang apabila diberi kesempatan untuk mengembangkan diri dan diakui oleh perusahaan. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian, bahwa karyawan ingin mendapat kesempatan berkembang dan menunjukkan kemampuannya

Tugas Anda: Setelah membaca tulisan di atas, 
1. Jelaskanlah apa kaitan antara motivasi dan kepuasan kerja
2. Mengapa motivasi jadi hal penting terkait dengan perilaku organisasi?
Jawaban dikirim dalam file Ms Doc, ke susiana64@gmail.com paling lambat Senin, 22 April 2013 pk 23.59

Rabu, 27 Maret 2013

Kuliah 9-10 Korespondensi Niaga

Membuat Resume yang baik

Cara Membuat Resume Yang Baik
Resume atau riwayat singkat yang berisi pengalaman dan ketrampilan yang dimiliki oleh seseorang yang melamar sebuah pekerjaan amatlah menentukan bagi dipilih atau tidaknya si pelamar untuk masuk ke tahapan selanjutnya dalam proses rekrutmen dan seleksi karyawan. Resume yang dibuat dengan baik akan mempermudah pembacanya (baca: recruiter) dalam mengevaluasi qualifikasi yang dimiliki oleh si pelamar.
Pentingnya membuat resume yang dirancang secara khusus (bukan menjiplak model resume orang lain) seringkali tidak disadari oleh si pelamar. Dalam banyak kasus masih sering dijumpai bahwa pelamar justru menggunakan format resume yang sudah baku dengan cara membeli formulir resume yang dijual di toko-toko buku atau pun mendownload formulir yang terdapat di websites. Memang hal ini tidaklah sepenuhnya salah, namun demikian si pelamar hendaklah mempertimbangkan apakah format tersebut sudah cocok dengan karakter dirinya. Apa yang terjadi jika ternyata format baku tersebut, setelah diisi oleh pelamar, ternyata justru banyak menyisakan ruang kosong alias tidak dapat diisi semuanya. Bukankah hal demikian justru dapat menyebabkan si pelamar tampak penuh dengan kekurangan di mata si pembaca resume tersebut. Selain itu resume menjadi tidak enak untuk dilihat.
Pertanyaan yang patut diajukan kemudian adalah bagaimana membuat resume yang baik sehingga menarik bagi pembaca dan mampu memberikan gambaran tentang kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh sang pelamar. Lalu apa sebenarnya perbedaan antara Resume dan Curricullum Vitae (CV)?
Meski keduanya memiliki perbedaan, namun dalam praktek seringkali perusahaan tidak dapat membedakan mana yang mereka butuhkan, apakah Resume atau CV. Oleh karena itu, pelamar haruslah jeli dalam melihat persoalan tersebut sebab bagaimanapun juga pada akhirnya pelamarlah yang harus menyesuaikan diri dengan perusahaan, bukan sebaliknya.
Dalam kompetisi memperebutkan pekerjaan ditengah-tengah situasi ekonomi yang tidak menggembirakan saat ini, di tambah lagi dengan banyaknya jumlah pencari kerja, tidak jarang para pengusaha (baca: orang yang mempekerjakan) harus meluangkan banyak waktu untuk menyeleksi para calon pekerja yang berkualitas. Mengingat bahwa satu jabatan yang lowong bisa dilamar oleh ratusan bahkan ribuan pelamar,maka pengusaha sangat mengandalkan resume pelamar untuk menyaring/menyeleksi mereka untuk dipanggil wawancara atau test dalam proses berikutnya. Dengan kondisi demikian maka pelamar yangtidak dapat membuat resume yang dapat menggambarkan kualitas dirinyadalam bentuk resume yang menarik, padat, dan lugas akan sangat kecilkemungkinannya untuk dipanggil. Alangkah sayangnya jika pelamarternyata sangat menguasai bidang yang dilamarnya tetapi gagal hanyakarena resume yang dibuatnya tidak berkenan di hati pengusaha/pembaca.
Dengan membuat resume secara menarik, padat dan lugas si pelamar sebenarnya memperoleh manfaat yang sangat besar bagi dirinya karena ia telah mampu:
  • memberikan fakta-fakta tentang latarbelakang pelamar.
  • menunjukkan kualifikasi yang dimiliki sehingga layak untuk memangku jabatan yang dilamar memperlihatkan tujuan karir yang diinginkannya
Bagi anda pencari kerja yang mungkin mengalami masalah dalam membuat resume, mungkin ada baiknya anda mempertimbangkan beberapa saran berikut ini:
  • berakhir di kotak sampah atau mesin penghancur kertas,meski pengirimnya mungkin memiliki kualifikasi yang sangat Namajabatan & Uraian Jabatan: Tulis nama jabatan anda dan lengkapi denganpenjelasan tentang aktivitas-aktivitas harian Anda. Usahakan untukmenuliskan aktivitas-aktivitas yang dapat diukur. Ingat: Anda harus dapat memberitahu pembaca tentang apa persisnya pekerjaan yang telah anda lakukan
  • Tanggal dan Tempat. Tulislah riwayat pendidikan danpekerjaan anda secara tepat. Misalnya: kapan anda diterima bekerjadan kapan anda keluar dari perusahaan X, kapan anda menjabat sebagai …. atau kapan anda pindah kerja dari kantor pusat ke kantor cabang. Ingat: Jangan membuat pembaca menebak-nebak kapan andabekerja dan untuk berapa lama.
  • Rinci. Jelaskan kata-kata atau istilah-istilah teknikal/khusus yang mungkin ada dalam resume anda sedetil mungkin.
  • Proporsional. Tuliskan pekerjaan atau pendidikan sesuai dengan kepentingan si pembaca dan buatlah secara proporsional. Contoh: Jika anda melamar sebagai Marketing Manager hendaklah anda tidak menulis hanya satu paragraph mengenai pekerjaan anda sebagai Sales Manager dan tiga paragraph lainnya tentang kegiatan anda sebagai Trainer.
  • Relevansi. Tuliskan hanya hal-hal yang relevan dengantuntutan pekerjaan yang anda lamar. Contoh: Tidak perlu menuliskan pengalaman berorganisasi anda selama kuliah meskipun anda menjabatsebagai ketua Senat Mahasiswa selama beberapa periode, jika pekerjaan yang anda lamar tidak berhubungan dengan kemampuan organisasi atau leadership.
  • Explicit. Jangan membuat resume yang membuat pembaca berimajinasi. Contoh: jangan berasumsi bahwa pembaca tahu bahwa anda tamatan Unika Atma Jaya Jakarta, atau Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Jika anda tidak menuliskan nama kota bisa jadi pembaca menganggap anda tamatan dari kota lain.
  • Panjang. Pada umumnya resume hanya terdiri dari 2 (dua) halaman. Namun jika memang riwayat karir dan pendidikan yang anda rasa sangat penting untuk ditampilkan menuntut anda untuk memperpanjang, maka 3 (tiga) halaman resume masih dapat diterima.
  • Tanda baca, ejaan, dan tata bahasa. Tidaklah dibenarkan jika dalam resume terjadi kesalahan-kesalahan menyangkut tanda baca, ejaan maupun tata bahasa. Jika anda menulis resume dalam bahasa Inggris, cobalah minta untuk direview oleh teman/kerabat yang menguasai bahasa tersebut, jika memang anda belum yakin.
  • Mudah dibaca. Resume yang dibuat secara kacau balau menggambarkan pikiran yang tidak jernih dan ketidakmampuan penulis dalam menuangkan isi hatinya. Oleh karena itu sangat penting membuat resume yang mudah dibaca, tidak terpisah-pisah dan logis.
  • Penampilan. Pilihlah format terbaik yang dapat anda tampilkan untuk membuat resume, termasuk disini adalah pemilihan jenis huruf, kertas yang digunakan serta paduan warna (jika menggunakan printer warna). Tampilan resume yang asal-asalan hanya akan baik.
Untuk lebih meyakinkan pembaca, Anda dapat memberikan penekanan pada beberapa aspek tertentu dari latarbelakang Anda yang relevan dengan pekerjaan dalam rangka memberikan pemahaman kepada pengusaha tentang nilai-nilai potensial anda yang akan berguna bagi si pengusaha atau perusahaannya. Adapun aspek-aspek yang dapat anda tonjolkan adalah:
  • Penghargaan atau reward yang pernah diterima sesuai dengan jabatan yang dilamar. Contoh: jika anda melamar sebagai IT Manager, pihak perusahaan (recruiter) tentu ingin tahu kemampuan anda di bidang teknik dan bagaimana kemampuan tersebut dibandingkan dengan rekan-rekan yang lain. Jika anda pernah menerima penghargaan di bidang tersebut, tuliskanlah. Dengan demikian perusahaan akan tahu dimana tingkatan kemampuan anda.
  • Prestasi Akademik. Tuliskan gelar dan prestasi akademik yang anda raih sertakan juga judul Tugas Akhir/Skripsi/Thesis/Disertasi.
Kemampuan Tambahan.
  • Kemampuan tambahan dapat berupa kemampuan mengoperasikan program komputer atau pelatihan-pelatihan khusus yang pernah diikuti.
  • Keanggotaan dalam organisasi professional. Jika andaterlibat dalam organisasi professional seperti AssiosiasiPengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM), Ikatan Akuntan Indonesia(AAI), dll yang berguna bagi pembaca, jangan segan untuk menuliskannya.
  • Indikator Kesuksesan. Anda dapat menuliskan berbagaiindikator kesuksesan yang pernah anda peroleh, misalnya beasiswa karena kecerdasan anda, dikirim training ke luar negeri karena keberhasilan anda dalam perusahaan, keberhasilan anda menekan biayaoperasional di divisi anda, dll.
  • Pengalaman yang berhubungan dengan pekerjaan. Tuliskan semua pengalaman yang pernah anda alami sesuai dengan tuntutan pekerjaan yang anda lamar. Cth: jika pekerjaan yang anda lamar menuntut anda untuk sering melakukan traveling keluar negeri, pastikan pembaca tahu bahwa anda mahir berbahasa Inggris.Selain kedua faktor yang telah disebutkan diatas, dalam membuat resume pelamar perlu berhati-hati dalam mencantumkan atau menuliskan hal-hal sebagai berikut:
    Riwayat Gaji (Gaji yang pernah diterima dan yang diharapkan). Dalam hal pencantuman jumlah gaji yang diterima dan yang diharapkan, pelamar harus sangat berhati-hati dalam memutuskan perlu tidaknya mencantumkan hal tersebut dalam resume. Untuk itu pelamar dituntut kejeliannya dalam melihat iklan lowongan kerja atau informasi tentang lowongan kerja tersebut. Pada lowongan kerja yang sudah mencantumkan dengan jelas berapa gaji yang akan diterima
    pertahun atau per bulan, sebaiknya pelamar tidak perlu membuat riwayat gaji dalam resume yang dibuatnya. Hal itu tentu saja akan sangat berbeda jika di dalam iklan memang mengharuskan pelamar untuk mencantumkan riwayat gaji dan besarnya gaji yang diharapkan.
    Referensi. Dalam hal pencantuman nama orang yang akan dijadikan referensi, pelamar harus benar-benar yakin bahwa orang tersebut benar-benar mengetahui diri si pelamar dan memiliki pengaruh positif bagi perusahaan yang dilamar. Artinya pelamar tidak boleh asal menyebutkan nama orang sebagai referensi, misalnya: mantan boss/atasan atau dosen. Daripada memaksakan diri untuk menyebut nama- nama orang sebagai referensi, pelamar cukup menuliskan: “Referensi: akan diberikan jika diminta”.
    Dokumen Pendukung. Meskipun tidak ada keharusan bagi pelamar untuk menyertakan dokumen atau bukti-bukti tentang hal-hal yang dituliskan dalam resume, seperti Ijazah, Transkrip Nilai, Sertifikat atau Penghargaan, dll, namun mengingat kondisi di Indonesia maka sebaiknya pelamar menyertakan dokumen pendukung tersebut dalam bentuk photocopy. Hal ini penting untuk meyakinkan pembaca bahwa anda benar-benar menulis resume berdasarkan fakta yang ada. Namun satu hal yang harus diingat dengan baik adalah “jangan sampai dokumen pendukung tersebut menjadi terlalu banyak”. Untuk itu anda harus menyeleksi/mensortir dokumen mana yang paling pantas dan relevan untuk dilampirkan. Contoh: Jika anda pernah mengikuti kursus komputer beberapa kali, tidak perlu semua sertifikat dari setiap kursus tersebut anda lampirkan, tetapi cukup salah satu yang paling tinggi tingkatannya.
Informasi Pribadi. Pelamar sebaiknya berhati-hati menuliskan hal-hal yang bersifat pribadi. Beberapa hal yang umumnya boleh dituliskan adalah status perkawinan, jumlah anak, kepemilikan kendaraan, kesediaan untuk di relokasi atau melakukan travelling ke luar kota / luar negeri. Di luar hal-hal tersebut pelamar harus benar-benar yakin bahwa informasi pribadi yang ditulisnya akan relevan dengan pekerjaan yang dilamar, jika tidak sebaiknya jangan menulis informasi pribadi tersebut.
(sumber: esaunggulac.id)

Tugas anda:
1. buatlah resume sesuai tata cara di atas, kirim ke susiana64@gmail.com, plg lambat 30 maret 2013, pukul 13.00

selamat bekerja


kuliah komunikasi budaya - PBU VII- simpati dan empati


Kuliah 10
Fenomena
Fenomena komunikasi antara komunitas  berbeda budaya semakin rumit, sejalan dengan semakin beragamnya konsep diri, minat, kepentingan, gaya hidup, kelompok rujukan, sistem kepercayaan dan nilai yang berkembang. Walaupun memiliki budaya yang sama, tapi dalam suatu komunitas yang terdiri dari beberapa ras, pasti ada perbedaan atau secara tidak sadar, perbedaan itu dimunculkan dan akhirnya menjadi suatu prasangka. Dari prasangka-prasangka inilah akhirnya selalu terjadi terjemahan informasi yang salah.

Banyak fenomena komunikasi yang mungkin atau bahkan sering kita alami, baik secara sadar atau tidak sadar. Ketika kita berada di suatu budaya yang berbeda, ini akan sangat terasa. Saya akan menceritakan beberapa fenomena komunikasi yang pernah saya alami, khususnya dari segi bahasa yang akhirnya menimbulkan prasangka lain.

Di Bandung, kalau kita tidak bisa berbahasa Sunda, maka kita akan menjadi sasaran empuk sopir angkutan kota (angkot). Waktu pertama kali saya berada di Bandung (3 tahun yang lalu), saya sering mendapat perlakuan yang tidak adil dari hampir semua sopir angkot yang angkotnya pernah saya tumpangi dalam hal ongkos/biaya yang harus saya bayar dengan jarak yang saya tempuh. Ketika saya turun dari angkot dan saya membayar ongkos dengan tidak menggunakan uang pas, maka ongkos yang seharusnya Rp 2.000,- dalam sekejab akan berubah menjadi Rp 3.000,-

Berbeda dengan di Yogyakarta. Di Yogyakarta, ketika berbelanja di Malioboro dan menawar barang dengan berbahasa Indonesia dan logat yang sedikit berbeda, maka harga barang yang seharusnya 15 ribu akan berubah menjadi 30 ribu. Perbedaan yang cukup drastis.

Warna kulit juga merupakan salah satu perbedaan yang sangat mencolok di suatu daerah berbeda. Waktu saya masih berdomisili di Yogyakarta, ketika berbelanja di warung yang sedang ramai, maka hukum ras akan sangat berlaku. Walaupun kita sudah antri 1 jam, jika kita bukan orang pribumi (warna kulit sedikit gelap) yang berkulit "sawo matang", maka kita akan menjadi orang terakhir untuk dilayani. Dalam mencari kost-kost-an pun demikian.

Ini adalah pengalaman teman kost saya (waktu masih di Yogyakarta) yang berasal dari Batak. Dia bercerita bahwa ketika tiba di Yogyakarta, dia sangat kesulitan dalam mencari kost-an. Walaupun di depan pintu ada tulisan "TERIMA KOST PUTRI", tetapi ketika ibu kost-nya keluar dan mendengarkan logat Batak-nya yang kental, tanpa basa basi, pemilik kost-an tersebut langsung mengatakan bahwa semua kamar sudah penuh. Bahkan ada yang dengan jujur mengatakan "Kamu orang Batak ya? Maaf, di sini tidak menerima orang Batak karena orang Batak hanya bisa membuat keributan". Dia sangat putus asa, tapi akhirnya ada temannya (orang Jawa) yang berhasil meyakinkan salah satu pemilik kost dan akhirnya mau menerima dia. Sungguh perjuangan yang luar biasa, dan perbedaab yang luar biasa pula.

Pengalaman yang menunjukkan tentang komunikasi antar budaya yang menimbulkan prasangka juga dapat kita lihat dalam film "How Biased are You" (belum pernah nonton? Buruan cari filmnya selagi masih ada). Dalam film ini terlihat begitu banyak perbedaan antara orang berkulit hitam dan orang berkulit putih walaupun memiliki budaya yang kurang lebih sama. Dalam melakukan banyak hal, orang kulit putih lebih diutamaka/didahulukan dibanding orang kulit hitam. Bahkan secara tidak langsung, ketika melakukan tes pada beberapa orang berkulit putih dan berkulit hitam, keduanya lebih berpihak pada orang berkulit putih.

Perbedaan mungkin kita anggap biasa dan wajar-wajar saja, tetapi tanpa kita sadari perbedaan membuat kita menjadi egois dan bahkan secara perlahan tapi pasti membawa kita pada kehancuran. Kita akan mulai kehilangan EMPATI pada orang lain jika perbedaan itu terus kita pertahankan dan kita biarkan menghantui kita.

Seperti yang ada dalam film "Haw Biased are You", dalam tes yag diberikan kepada beberapa orang berkulit hitam, tanpa mereka sadari, mereka sudah lebih berpihak pada orang berkulit putih. Mereka sendiri mengakui bahwa sebenarnya dari lubuk hati mereka yang paling dalam tidak seperti itu. Lalu faktor apa yang menyebabkan hal ini bisa terjadi? Mengapa hasil tes tersebut bisa berbeda dengan pengakuan mereka? Itu artinya perbedaan tersebut bisa dihilangkan. Berikut beberapa teori yang berkaitan dengan masalah ini.

Kerangka Teori
Cara kita berpikir dapat terkondisikan secara kultural. Budaya-budaya Timur melukiskan sesuatu dengan visualisasi-visualisasi, sedangkan budaya Barat cenderung menggunakan konsep-konsep.

Pada dasarnya manusia menciptakan budaya atau lingkungan sosial mereka sebagai suatu adaptasi terhadap lingkungan fisik dan biologis mereka. Kebiasaan-kebiasaan, praktik-praktik, tradisi-tradisi untuk terus hidup dan berkembang diwariskan dari suatu generasi ke generasi lainnya dalam suatu masyarakat tertentu.

Budaya adalah gaya hidup unik suatu kelompok manusia tertentu. Budaya bukanlah sesuatu yang dimiliki oleh sebagian orang dan tidak dimiliki oleh sebagian orang lainnya - budaya dimiliki oleh semua manusia dan dengan demikian merupakan suatu faktor pemersatu. Budaya juga merupakan pengetahuan yang dapat dikomunikasikan, sifat-sifat perilaku dipejari yang juga ada pada anggota-anggota dalam suatu kelompok sosial dan berwujud dalam lembaga-lembaga dan artefak-artefak mereka.

Kaidah emas menyuruh kita memperlakukan orang lain seperti kita ingin diperlakukan oleh mereka. Dalam kaidah ini terkandung asumsi kesamaan: bahwa orang lain seperti diri kita dan karena ia ingin diperlakukan sama. Kesamaan mengandung makna realitas yang tunggal dan mutlak, dan pemikiran seperti itu adalah dasar etnosentrisme.Kaidah emas membawa kita pada strategi komunikasi simpati; yakni menganggap orang lain berpikir dan merasa seperti kita dalam menghadapi situasi yang sama.

Untuk mengatasi Kaidah Emas, kita harus mengasumsikan adanya perbedaan diantara orang-orang dan adanya realitas ganda. Bila kita menggunakan prinsip ini, kita menggunakan strategi komunikasi empati; yakni secara imajinatif kita mengalami dunia dari perspektif orang lain. Kemampuan empati dapat dikembangkan dengan mengikuti enam langkah yang saling berkaitan. Berbeda dengan Kaidah Emas, komunikasi empati mendorong kepekaan interasial dan interkultural.

Kaidah Emas ini adalah puncak gunung es ideologi yang meghalangi perjalanan menuju pengertian interkultural dan perdamaian internasional. Kaidah Emas dan asumsi serta strategi yang menyertainya tidak efektif. Kita hanya ingin menyatakan bahwa keefektifan pendekatan ini sangat dibatasi perbedaan manusiawi.

Berlawanan dengan asumsi bahwa semua orang pada pokoknya sama, kita dapat mengasumsikan bahwa setiap orang pada hakikatnnya unik. Teori ini dapat kita sebut sebagai "hipotesis serpihan salju". Bila kita melihat kesamaan yang tampak lebih secara lebih dekat, kita akan melihat keanekaragaman yang hampir tidak terbayangkan. Pengamatan manusia yang lebih cermat juga mengungkapkan keanekaragaman seperti ini. Jelaslah bagi kita bahwa kategori yang kita gunakan untuk mengasumsikan adalah generalisasi yang dibuat dari jauh - dari jarak yang dilestarikan oleh abstraksi seperti Kaidah Emas.

Jika kita menolak kaidah emas untuk menolak perbedaan, keanekaragaman karakteristik manusia yang mempesona segera tampak. Bukan saja perbedaan itu nyata dalam bahasa dan budaya, tetapi juga dapat diamati dalam tingkat fisiologis. Seperti serpihan salju, orang berbeda dalam sidik jarinya, pola gelombang otak, pola suara, dan komposisi lainnya. Disamping perbedaan bahasa dan budaya pada suatu sisi dan perbedaan fisiologis pada sisi yang lain, orang juga berbeda secara individual dalam pola psikologisnya.

Asumsi perbedaan konsisten dengan teori realaitas majemuk. Teori-teori ini berpendapat, seperti konstruk personal, bahwa realitas bukanlah kuantitas yang tepat dan dapat ditemukan. Realitas adalah kualitas yang berubah-ubah dan dapat diciptakan. Dalam filsafat, pandangan ini diwakili oleh fenomenologi dan berbagai sistem neofenologis yang sekarang ini meneliti implikasi filosofis dari fisika modern. Yang paling penting dari teori-teori ini adalah relativitas kerangka rujukan.

Strategi komunikasi yang paling tepat dengan realitas majemuk dan asumsi perbedaan adalah empati. Seperti simpati, istilah ini juga dugunakan dalam arti bermacam-macam. Dalam penggunaan sehari-hari, empati sering didefinisikan sebagai berada pada posisi orang lain; sebagai simpati yang dalam; sebagai kepekaanan kepada kebahagiaan bukan kesedihan; dan sebagai sinonim langsung dari simpati.

Begitu meluasnya kaidah emas ini sehingga hanyalah usaha terpadu yang dapat menghilangkan pengaruhnya pada komunikasi kita. Enam langkah dalam prosedur ini menjadi petunjuk mengembangkan keterampilan empati. Setiap langkah adalah persyaratan yang diperlukan untuk langkah sebelumnya atau bila gagal bergerak dengan tepat. Bila prosedur ini diambil seluruhnya dan secara berurutan, maka prosedur ini mencerminkan pendekatan yang efektif untuk memahami perbedaan.
Langkah pertama: Mengasumsikan Perbedaan.
Langkah kedua: Mengenali Diri
Langkah ketiga: Menunda Diri
Langkah keempat: Melakukan Imajinasi Terbimbing
Langkah kelima: Membiarkan Pengalaman Empati
Langkah keenam: Meneguhkan Kembali Diri

Walaupun empati dapat digunakan dalam berbagai situasi komunikasi, dalam makalah ini kita hanya mencurahkan perhatian pada penggunaannya untuk memahami perbedaan. Sebagaimana ditunjukkan oleh konotasi simpati yang etnosentrik, yang disebut terdahulu, penggunaan empati dapat menciptakan iklim yang lebih sensitif dan terhormat untuk komunikasi interasial dan interkultural. Dengan empati, kita dapat mengatasi kaidah emas, dan menggantikannya dengan "Kaidah Platina": "Perlakukanlah orang lain seperti mereka memperlakukan diri mereka sendiri".

Pembahasan
Dalam kenyataan yang ada, baik di film "How Biased are You" maupun kisah nyata yang kita alami sendiri memperlihatkan bahwa komunikasi antar komunitas berbeda akan semakin rumit dengan perbedaan-perbedaan yang terlihat dan pernah kita alami. Tapi bukan berarti hal ini tidak bisa dihilangkan atau dihindari. Dengan mempelajari beberapa teori di atas, kita bisa memulai untuk me-manage perbedaan-perbedaan yang ada mulai dari dalam diri pribadi kita masing-masing.

Teori-teori yang ada bisa kita terapkan dalam kehidupan kita pribadi dengan tetap menyadari bahwa setiap budaya itu berbeda dan antara orang yang satu dengan yang lain pasti ada perbedaan dalam banyak hal, terutama perbedaan nilai-nilai yang dianut.

Kaidah emas menyuruh kita memperlakukan orang lain seperti kita ingin diperlakukan oleh mereka. Dalam kaidah ini terkandung asumsi kesamaan: bahwa orang lain seperti diri kita dan karena ia ingin diperlakukan yang sama. Kesamaan mengandung makna realitas yang tunggal dan mutlak dan pemikiran seperti itu adalah dasar etnosentrisme. Kaidah emas membawa kita pada strategi komunikasi simpati; yakni menganggap orang lain berpikir dan merasa seperti kita dalam menghadapi situasi yang sama. Hal ini bisa membantu atau menolong kita dalam meminimalisir perbedaan. Ketika kita saling memahami, mengerti dan memperlakukan orang lain dengan sewajarnya, maka hal itupun yang akan kita terima.

Sekarang kita melihat, bagaimana kaidah emas berasal dari asumsi kesamaan manusia - asumsi yang konsisten dengan teori realitas tunggal. Strategi komunikasi yang melaksanaka kaidah emas adalah simpati yang antara lain berupa penggeneralisasian pikiran dan perasaan dari kerangka rujukan kita sendiri. Walaupun simpati dapat melahirkan pengertian tentang orang lain dalam situasi yang betul-betul sama, simpati banyak mengandung kerugian dalam situasi ketika ditemukan perbedaan manusiawi.

Strategi komunikasi yang paling tepat dengan realitas majemuk dan asumsi perbedaan adalah empati. Seperti simpati, istilah inipun digunakan dalam arti bermacam-macam. Dalam penggunaan sehari-hari, empati sering didefinisikan sebagai berada pada posisi orang lain. Kadang kita tidak bisa memahami bagaiman orang lain diperlakukan, atau orang lain tidak begitu respek dengan simpati yang kita berikan. Tetapi lebih membutuhkan empati dari kita. Butuh diperlakukan seperti bagaiaman mereka ingin diperlakukan.

Solusi
Solusi yang dapat saya berikan untuk mengatasi perbedaan yang dapat menimbulkan prasangka adalah:
1. Mengasumsikan perbedaan, mengenali diri, menunda diri, melakukan imajinasi terbimbing, membiarkan pengalaman empati, meneguhkan kembali diri.
2. Memperlakukan orang lain dengan baik
3. Menghilangkan perbedaan dari pikiran kita, sehingga tidak menimbulkan prasangka.
4. Memahami posisi orang lain, dan
5. Memperlakukan orang lain seperti bagaimana mereka ingin diperlakukan

Kesimpulan

Perbedaan mungkin kita anggap biasa dan wajar-wajar saja, tapi tanpa kita sadari, perbedaan membuat kita egois dan bahkan secara perlahan tapi pasti membawa kita kepada kehancuran. Kita akan mulai kehilangan EMPATI pada orang lain jika kita perbedaan itu terus kita pertahankan dan kita biarkan menguasai kita.

Saat orang mulai memperbesar perbedaan, itulah prasangka. Oleh karena itu, sebisa mungkin kita harus meminimalisir perbedaan yang ada, mulai dari diri kita masing-masing, sehingga prasangka itu tidak ada dan kita bisa memperlakukan orang lain dengan baik tanpa melihat perbedaan apapun termasuk perbedaan budaya.

Strategi komunikasi yang paling tepat dengan realitas majemuk dan asumsi perbedaan adalah empati. Kadang kita tidak bisa memahami bagaiamana orang lain diperlakukan, atau orang lain tidak begitu respek dengan simpati yang kita berikan, tetapi mereka lebih membutuhkan empati dari kita, butuh diperlakukan sebagaimana mereka ingin diperlakukan.

Referensi:
1. Mulyana Deddy, Dr. M.A., Jalaluddin Rahmat, Drs. M.Sc. 2006. Komunikasi Antar Budaya. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya
2. Film "How Biased 
 You"
Diposkan Lea Belandina dalam http://belandina.blogspot.com/

Tugas anda:
Baca baik-baik tulisan di atas, jawablah:
1.Jelaskan tentang apa yang dimaksud dengan kaidah emas
2.Jelaskan pula apa yang dimaksud dengan simpati dan empati
3.Menurut anda bagaimana sebaiknya kita menyikapi perbedaan budaya?

Kumpulkan pada jumat 23 nopember 2013 pk 10.00 pagi