Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication
berasal dari kata Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis
yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna. Dalam
komunikasi yang melibatkan dua orang, komunikasi berlangsung apabila adanya
kesamaan makna. (Effendy, 2004 : 9).
Komunikasi juga dapat berarti adanya kesamaan makna antara
komunikator dan komunikan dengan tujuan mengubah sikap, opini, atau
pandangan/prilaku orang lain tentang pesan yang disampaikan. Walaupun demikian
tidak semua pesan yang disampaikan itu sesuai dengan apa yang diharapkan dan
bahkan ada kesalahan maksud dalam penerimaan pesan tersebut, untuk itu
diperlukan suatu komunikasi yang efektif.
Para ahli komunikasi mendefinisikan proses komunikasi sebagai
“Knowing what he wants to communicate and knowing how he should deliver his
message to give it the deepest penetration possible into the minds of his
audience.” Definisi tersebut mengindikasikan, bahwa karakter komunikator
selalu berusaha meraih keberhasilan semaksimal mungkin dalam menyampaikan pesan
“deepest penetration possible.” Artinya, pengertian komunikasi bersumber
dari gagasan komunikator yang ingin disampaikan kepada pihak penerima, dengan
segala daya dan usaha bahkan tipu daya agar pihak penerima tersebut
(komunikan) mengenal, mengerti , memahami dan
menerima “ideologinya” lewat pesan–pesan yang disampaikan (Purwasito, 2003
:195).
Komunikasi pada umumnya diartikan sebagai
hubungan atau kegiatan yang ada kaitannya dengan masalah hubungan, ada pula
yang mengartikan saling tukar-menukar pikiran dan pendapat.
Gode (dalam Wiryanto, 2004: 6) memberikan
pengertian mengenai komunikasi sebagai suatu proses yang membuat kebersamaan
bagi dua atau lebih yang semula dimonopoli oleh satu atau beberapa orang.
Raymond S. Ross (dalam Wiryanto, 2004: 6)
mendefinisikan komunikasi sebagai suatu proses menyortir, memilih dan mengirim
simbol-simbol sedemikian rupa, sehingga membantu pendengar membangkitkan makna
atau respon dari pikirannya yang serupa dengan yang dimaksud oleh sang
komunikator.
Everet M. Rogers dan Lawrence Kincaid (dalam
Wiryanto, 2004: 6) menyatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses dimana dua
orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi antara satu sama
lain, yang ada gilirannya terjadi saling pengertian yang mendalam.
Definisi-definisi diatas belum bisa mewakili
semua definisi yang telah dibuat oleh para ahli. Namun, paling tidak kita
memperoleh gambaran tentang apa yang dimaksud dengan komunikasi, sebagaimana
yang diungkapkan oleh Shannon & Weaver (dalam Wiryanto, 2004: 7), bahwa
komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama
lain, sengaja atau tidak sengaja dan tidak terbatas pada bentuk komunikasi
verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni dan teknologi.
Komunikasi juga
dapat berarti adanya kesamaan makna antara komunikator dan komunikan dengan
tujuan mengubah sikap, opini atau pandangan/perilaku orang lain tentang pesan
yang disampaikan. Walaupun demikian tidak semua pesan yang disampaikan itu
sesuai dengan apa yang diharapkan dan bahkan ada kesalahan dalam penerimaan
pesan tersebut, untuk itu diperlukan suatu komunikasi yang efektif.
Menurut Effendy (1992) komunikasi yang
efektif adalah komunikasi yang menimbulkan efek tertentu sesuai dengan tujuan
yang diharapkan oleh si penyampai. Efek yang ditimbulkan oleh komunikasi dapat
diklarifikasikan pada :
1. Efek Kognitif,
yaitu bila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami, diperpsepsi oleh
komunikan atau yang berkaitan dengan pikiran dan nalar/ratio. Dengan kata lain,
pesan yang disampaikan ditujukan kepada pikiran komunikasi.
2. Efek afektif,
yaitu bila ada perubahan pada apa yang dirasakan atau yang berhubungan dengan
perasaan. Dengan kata lain, tujuan komunikator bukan saja agar komunikan tahu
tapi juga tergerak hatinya.
3. Efek konatif, yaitu perilaku yang nyata
yang meliputi pola–pola tindakan, kegiatan kebiasaan atau dapat juga dikatakan
menimbulkan itikad baik untuk berprilaku tertentu dalam arti kita melakukan
suatu tindakan atau kegiatan yang bersifat fisik (jasmaniah).
Komunikasi memang menyentuh semua aspek
kehidupan bermasyarakat, atau sebaliknya semua aspek kehidupan bermasyarakat
menyentuh komunikasi. Justru itu orang melukiskan komunikasi sebagai ubiquitos
atau serba hadir. Artinya komunikasi berada di manapun dan kapan pun juga.
Teori komunikasi digunakan karena
merupakan dasar dari adanya komunikasi antarbudaya. Komunikasi antarbudaya
merupakan salah satu kajian dalam ilmu komunikasi. Komunikasi antarbudaya
sebagai objek formal yang telah dijadikan bidang kajian sebuah ilmu tentu
mempunyai teori. Pembentukan teori-teori dalam Komunikasi Antarbudaya sudah
tentu mempunyai daya guna untuk membahas masalah-masalah kemanusiaan
antarbudaya. Jadi, teori-teori komunikasi antarbudaya merupakan teori-teori
yang secara khusus menggeneralisasi konsep komunikasi diantara komunikator
dengan komunikan yang berbeda kebudayaan, dan yang membahas pengaruh kebudayaan
terhadap kegiatan komunikasi (Liliweri: 2001: 29).
Tugas Anda:
1. Buatlah Skema proses komunikasi yang bisa anda buat dari penjelasan di atas
2. Kaitkan dengan komunikasi antar budaya
Jawaban dikirim ke susiana64@gmail.com, paling lambat Jumat 23 Nopember 2012 pk 23.59
Tidak ada komentar:
Posting Komentar