Selasa, 16 Oktober 2012

Kuliah 4 & 5 Komunikasi Budaya kelas sudirman

Kuliah 4: Budaya dan Kebudayaan

Unsur Budaya:
1. Norma : standar perilaku yang berlaku dalam suatu masyarakat/kelompok budaya
2. Nilai   : keputusan moral tentang sesuatu, baik , buruk, patut tidak patut
3. Kepercayaan (belief): Gejala intelektual tentang sesuatu yang terkait dengan lingkungan
4. Bahasa: kodifikasi atau simbol dalam melakukan komunikasi
 

Wujud
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.

* Gagasan (Wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.

* Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.

* Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan.

Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.

Komponen

Berdasarkan wujudnya tersebut, kebudayaan dapat digolongkan atas dua komponen utama: (Hebling & Glick)

* Kebudayaan material
Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.

* Kebudayaan nonmaterial
Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.

Hubungan antara unsur-unsur kebudayaan

Komponen-komponen atau unsur-unsur utama dari kebudayaan antara lain:

Peralatan dan perlengkapan hidup (teknologi)

Teknologi menyangkut cara-cara atau teknik memproduksi, memakai, serta memelihara segala peralatan dan perlengkapan. Teknologi muncul dalam cara-cara manusia mengorganisasikan masyarakat, dalam cara-cara mengekspresikan rasa keindahan, atau dalam memproduksi hasil-hasil kesenian.

Masyarakat kecil yang berpindah-pindah atau masyarakat pedesaan yang hidup dari pertanian paling sedikit mengenal delapan macam teknologi tradisional (disebut juga sistem peralatan dan unsur kebudayaan fisik), yaitu:

* alat-alat produktif
* senjata
* wadah
* alat-alat menyalakan api
* makanan
* pakaian
* tempat berlindung dan perumahan
* alat-alat transportasi

Sistem mata pencaharian hidup

Perhatian para ilmuwan pada sistem mata pencaharian ini terfokus pada masalah-masalah mata pencaharian tradisional saja, di antaranya:

* berburu dan meramu
* beternak
* bercocok tanam di ladang
* menangkap ikan

Sistem kekerabatan dan organisasi sosial

Sistem kekerabatan merupakan bagian yang sangat penting dalam struktur sosial. M. Fortes mengemukakan bahwa sistem kekerabatan suatu masyarakat dapat dipergunakan untuk menggambarkan struktur sosial dari masyarakat yang bersangkutan. Kekerabatan adalah unit-unit sosial yang terdiri dari beberapa keluarga yang memiliki hubungan darah atau hubungan perkawinan. Anggota kekerabatan terdiri atas ayah, ibu, anak, menantu, cucu, kakak, adik, paman, bibi, kakek, nenek dan seterusnya. Dalam kajian sosiologi-antropologi, ada beberapa macam kelompok kekerabatan dari yang jumlahnya relatif kecil hingga besar seperti keluarga ambilineal, klan, fatri, dan paroh masyarakat. Di masyarakat umum kita juga mengenal kelompok kekerabatan lain seperti keluarga inti, keluarga luas, keluarga bilateral, dan keluarga unilateral.

Sementara itu, organisasi sosial adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara. Sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama, manusia membentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri.

Bahasa

Bahasa adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk saling berkomunikasi atau berhubungan, baik lewat tulisan, lisan, ataupun gerakan (bahasa isyarat), dengan tujuan menyampaikan maksud hati atau kemauan kepada lawan bicaranya atau orang lain. Melalui bahasa, manusia dapat menyesuaikan diri dengan adat istiadat, tingkah laku, tata krama masyarakat, dan sekaligus mudah membaurkan dirinya dengan segala bentuk masyarakat.

Bahasa memiliki beberapa fungsi yang dapat dibagi menjadi fungsi umum dan fungsi khusus. Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai alat untuk berekspresi, berkomunikasi, dan alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial. Sedangkan fungsi bahasa secara khusus adalah untuk mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari, mewujudkan seni (sastra), mempelajari naskah-naskah kuna, dan untuk mengeksploitasi ilmu pengetahuan dan teknologi.

Kesenian

Kesenian mengacu pada nilai keindahan (estetika) yang berasal dari ekspresi hasrat manusia akan keindahan yang dinikmati dengan mata ataupun telinga. Sebagai makhluk yang mempunyai cita rasa tinggi, manusia menghasilkan berbagai corak kesenian mulai dari yang sederhana hingga perwujudan kesenian yang kompleks.

Cara pandang terhadap kebudayaan
Kebudayaan sebagai peradaban

Saat ini, kebanyakan orang memahami gagasan "budaya" yang dikembangkan di Eropa pada abad ke-18 dan awal abad ke-19. Gagasan tentang "budaya" ini merefleksikan adanya ketidakseimbangan antara kekuatan Eropa dan kekuatan daerah-daerah yang dijajahnya. Mereka menganggap 'kebudayaan' sebagai "peradaban" sebagai lawan kata dari "alam". Menurut cara pikir ini, kebudayaan satu dengan kebudayaan lain dapat diperbandingkan; salah satu kebudayaan pasti lebih tinggi dari kebudayaan lainnya.

Pada prakteknya, kata kebudayaan merujuk pada benda-benda dan aktivitas yang "elit" seperti misalnya memakai baju yang berkelas, fine art, atau mendengarkan musik klasik, sementara kata berkebudayaan digunakan untuk menggambarkan orang yang mengetahui, dan mengambil bagian, dari aktivitas-aktivitas di atas. Sebagai contoh, jika seseorang berpendendapat bahwa musik klasik adalah musik yang "berkelas", elit, dan bercita rasa seni, sementara musik tradisional dianggap sebagai musik yang kampungan dan ketinggalan zaman, maka timbul anggapan bahwa ia adalah orang yang sudah "berkebudayaan".

Orang yang menggunakan kata "kebudayaan" dengan cara ini tidak percaya ada kebudayaan lain yang eksis; mereka percaya bahwa kebudayaan hanya ada satu dan menjadi tolak ukur norma dan nilai di seluruh dunia. Menurut cara pandang ini, seseorang yang memiliki kebiasaan yang berbeda dengan mereka yang "berkebudayaan" disebut sebagai orang yang "tidak berkebudayaan"; bukan sebagai orang "dari kebudayaan yang lain." Orang yang "tidak berkebudayaan" dikatakan lebih "alam," dan para pengamat seringkali mempertahankan elemen dari kebudayaan tingkat tinggi (high culture) untuk menekan pemikiran "manusia alami" (human nature)

Sejak abad ke-18, beberapa kritik sosial telah menerima adanya perbedaan antara berkebudayaan dan tidak berkebudayaan, tetapi perbandingan itu 
berkebudayaan dan tidak berkebudayaan— dapat menekan interpretasi perbaikan dan interpretasi pengalaman sebagai perkembangan yang merusak dan "tidak alami" yang mengaburkan dan menyimpangkan sifat dasar manusia. Dalam hal ini, musik tradisional (yang diciptakan oleh masyarakat kelas pekerja) dianggap mengekspresikan "jalan hidup yang alami" (natural way of life), dan musik klasik sebagai suatu kemunduran dan kemerosotan.

Saat ini kebanyak ilmuwan sosial menolak untuk memperbandingkan antara kebudayaan dengan alam dan konsep monadik yang pernah berlaku. Mereka menganggap bahwa kebudayaan yang sebelumnya dianggap "tidak elit" dan "kebudayaan elit" adalah sama 
— masing-masing masyarakat memiliki kebudayaan yang tidak dapat diperbandingkan. Pengamat sosial membedakan beberapa kebudayaan sebagai kultur populer (popular culture) atau pop kultur, yang berarti barang atau aktivitas yang diproduksi dan dikonsumsi oleh banyak orang.

Kebudayaan sebagai "sudut pandang umum"

Selama Era Romantis, para cendikiawan di Jerman, khususnya mereka yang peduli terhadap gerakan nasionalisme 
— seperti misalnya perjuangan nasionalis untuk menyatukan Jerman, dan perjuangan nasionalis dari etnis minoritas melawan Kekaisaran Austria-Hongaria — mengembangkan sebuah gagasan kebudayaan dalam "sudut pandang umum". Pemikiran ini menganggap suatu budaya dengan budaya lainnya memiliki perbedaan dan kekhasan masing-masing. Karenanya, budaya tidak dapat diperbandingkan. Meskipun begitu, gagasan ini masih mengakui adanya pemisahan antara "berkebudayaan" dengan "tidak berkebudayaan" atau kebudayaan "primitif."

Pada akhir abad ke-19, para ahli antropologi telah memakai kata kebudayaan dengan definisi yang lebih luas. Bertolak dari teori evolusi, mereka mengasumsikan bahwa setiap manusia tumbuh dan berevolusi bersama, dan dari evolusi itulah tercipta kebudayaan.

Pada tahun 50-an, subkebudayaan 
— kelompok dengan perilaku yang sedikit berbeda dari kebudayaan induknya — mulai dijadikan subyek penelitian oleh para ahli sosiologi. Pada abad ini pula, terjadi popularisasi ide kebudayaan perusahaan - perbedaan dan bakat dalam konteks pekerja organisasi atau tempat bekerja.

Kebudayaan sebagai mekanisme stabilisasi

Teori-teori yang ada saat ini menganggap bahwa (suatu) kebudayaan adalah sebuah produk dari stabilisasi yang melekat dalam tekanan evolusi menuju kebersamaan dan kesadaran bersama dalam 
suatu masyarakat, atau biasa disebut dengan tribalisme.

Beri comment anda terkait dengan tulisan di atas, sebagai penanda absensi, dan kirimkan jawaban pertanyaan di bawah ini dalam bentuk MsWord


Dari tulisan di atas, jawablah pertanyaan berikut:




1.Apa yang dimaksud dengan menjadi manusia antar budaya? Mengapa hal itu penting untuk  
dipelajari?
2.Jelaskan tentang apa yang dimaksud dengan komunikasi menurut model Laswell dan  
bedakan dengan model dari Schramm
3.Apa yang dimaksud dengan budaya? Menurut Hebling dan Glick, apa yang dimaksud dengan  
unsur material dan non material
4.Jelaskan perbedaan antara norma, nilai dan kepercayaan

jawaban agar dikirimkan ke susiana64@gmail,com,paling lambat Sabtu, 20 Oktober 2012 pukul 23.59

24 komentar:

  1. Mochammad Khilal Januar 2011140080 Kampus III Sudirman Semester 3

    Ibu saya sekalian absensi disini, mau nanya kalo soal yang di web ini

    http://imperatta-alangalang.blogspot.com/2012/10/kuliah-4-pariwisata-alam-budaya-kelas.html

    dikumpulin nya boleh sore hari? trims

    BalasHapus
  2. Heny Mailiana 2011140001 Kampus III Sudirman Semester 3

    Setelah baca materi diatas, saya belum mengerti contoh realistis dari tribalisme apa yaa bu? bisa tolong dijelaskan bu? :)

    BalasHapus
  3. Ivan Fauzi Septrianto 2011140066 - D4 Sudirman

    Ibu tugas yang satu lagi yg "hubungan komplementaris antara atraksi dengan motif wisatawan" itu buat anak Perhotelan atau buat anap pariwisata bu? Soalnya ada yg bilang itu buat anak UPW, klo buat anak sudirman tugas nya cuman yg soal pertanyaaan yg ada d artikel ini aja. Jadi gimana bu yg bener?

    BalasHapus
  4. bu absen hari ini yang hadir,
    aloysio splendid
    deri kusumawardani
    patricia calvina
    lodewijk arthur oktavianus rumende
    lestari dwi utami
    yuniar hendarsyah
    ivan fauzi
    amanda noor rizkia
    m. indra gobel
    fauzan amri usman
    hafid fadillah
    floriana chintya angelika
    axl zuno
    dwi puspita

    trims :*

    BalasHapus
    Balasan
    1. di atas sudah di terangkan jika ingin absen di harus memberikan comment ttg tulisan yang sudah ada bukan menyebutkan nama-nama mahasiswa yang tertera seperti di atas CMIIW

      Hapus
  5. Maria Citrasha Titono 2011-140-005 Kampus III Sudirman Semester 3 kelas A

    Setelah membaca materi diatas, saya kurang mengerti kebudayaan sebagai mekanisme stabilisasi, tolong dijelaskan bu. Terima kasih

    BalasHapus
  6. dari tulisan diatas,yang saya tangkap adalah bahwa kebudayaan bukanlah sesuatu hal yang instant diciptakan,melainkan melalui proses waktu dari generasi ke generasi setelahnya.
    kebudayaan dapat diartikan sebagai sesuatu yang nyata seperti maupun tidak nyata seperti bahasa maupun tingkah laku.
    dari kebudayaan juga ,kita dapat menilai suatu sejarah dari suatu tempat.
    sekian,terimakasih

    fazri azzaria (2011 1400 15 Kampus III Sudirman kelas A)

    BalasHapus
  7. Satrio Hakim Firmansyah 2011140008 Kampus III Sudirman Semester 3 kls A


    Setelah saya baca ternyata saya kurang mngerti,jadi penjelasannya terlalu panjang(tolong dijelaskan lebih singkat aja bu)...Makasihh ibuuu

    BalasHapus
  8. materi ini masih sedkit saya mengerti, tapi saya mau nanya bu, apakah d jaman sekrg masih ada beberpa kebudaya yang dulu yang masih di pergunakan ?
    atau apakah kebudayaan jaman dulu itu sudah punAH dan berganti manjadi jaman yang modern dan serba instan ??

    BalasHapus
  9. Wino Tandriano 2011140041 Kampus III Semester 3 kls H01

    Bu saya udah baca materi diatas dan cukup dimengerti bu.
    makasih bu

    BalasHapus
  10. Hendri Marizal 2011140012 Kampus III Sudirman Semester 3 kls H01


    Setelah saya membaca materi ibu di atas . saya ingin menanyakan. contoh dari alat" produktif tersebut itu apa saja. terima kasih

    BalasHapus
  11. Rinaldo Liemita Wijaya 2011140002 Kampus III Sudirman Semester 3 kls H01


    Setelah saya membaca materi diatas,saya ingin membahas tentang kebudayaan yang dianggap tidak elit oleh para ilmuan,tetapi itu merupakan sebuah keunikan nya.

    BalasHapus
  12. juliyanto 2011140051 kampus III sudirman semester 3 kls h01`

    setelah saya membaca materi ibu di atas saya masih kurang paham mengenai tribalisme dan apakah pola hidup yang alami itu dapat diadopsikan menjadi budaya yang baik

    BalasHapus
  13. "Sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama, manusia membentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri"

    dari tulisan di atas saya ingin menananggapi sbb:

    dengan adanya organisasi yang di buat oleh sekelompok orang utk tercapai nya tujuan-tujuan tertentu pasti akan mengakibatkan persaingan entah itu persaingan yang sehat atau bahkan persaingan yang tdk sehat sekalipun akan di lakukan antar organisasi lain yang mempunyai tujuan yang sama.


    Hariyanto
    2011140034 kelas H01
    Kampus III Sudirman

    BalasHapus
  14. materi ini masih sedkit saya mengerti, tapi saya mau nanya bu, apakah d jaman sekrg masih ada beberpa kebudaya yang dulu yang masih di pergunakan ?
    atau apakah kebudayaan jaman dulu itu sudah punAH dan berganti manjadi jaman yang modern dan serba instan ??

    * YItra Jennete pua
    2011140014 - D4 perhotelan smster 3.
    terimakasih bu..

    BalasHapus
  15. Setelah saya baca materi d atas ada yg blm saya mengerti,contoh: tentang kebudayaan sebagai "sudut pandang umum". itu apa ya bu? tolong d jelaskan ya bu??

    Shintya irmaningrum 2011140013 kampus 3 sudirman D4 Perhotelan

    BalasHapus
  16. Kami sudah membaca materi di atas dan jawaban dari soal di atas sudah kami kirim ke email ibu. Terima kasih
    Axl Zuno 2011140061
    Dwi Puspitasari 2011140063
    Floriana Cynthia 2011140065
    D4 Sudirman H02

    BalasHapus
  17. saya fauzan amri saya sudah mengirim materi pejaran ke email ibuk. 2011-140-088.

    BalasHapus
  18. Mulya Jaya Raharja 2011140026 Kampus 3 Semester 3 H01

    Bu terima kasih atas materinya. Tetapi saya sedikit kurang mengerti tentang kebudayaan sebagai mekanisme stabilasi.selebihnya saya sudah cukup paham kok bu.

    BalasHapus
  19. Ayuzella Novitri 2011-140-042 , H01 (A) Sudirman

    mengerti dan melihat lebih luas mengenai pengertian dan wujud dari sebuah budaya. terima kasih bu :)

    BalasHapus
  20. terimakasih atas materi yang telah ibu sampaikan, saya sangat tertarik untuk mempelajari materi ini lebih dalam.

    ariq saleh ramadhan D4 perhotelan sudirman
    2011140052

    BalasHapus
    Balasan
    1. tugas saya sudah saya kirimkan ke email ibu

      Hapus
  21. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  22. Materinya cukup lengkap dan memudahkan mahasiswa memahami lebih dalam mengenai masalah komunikasi budaya. dan "tugasnya sudah saya kirim ke email ibu" :)

    FARIZ HADI HILMAN (2011140070)

    D4 PERHOTELAN SUDIRMAN

    BalasHapus