DETERMINAN DAN MOTIVASI PERJALANAN WISATA
A. PENDAHULUAN
Berbagai faktor dapat mempengaruhi seseorang untuk mengadakan perjalanan. Kebanyakan orang bepergian atau berwisata dengan tujuan untuk bersenang – seanang seperti tujuan wisatawan pada umumnya. Tetapi tidak jarang orang memanfaatkan waktunya untuk bersenang – seanang sekaligus menambag wawasan, pengetahuan, dan ketrampilan tentang sesuatu hal. Dengan kata lain mereka datang ke suatu tempat tidak saja hanya untuk melihat – lihat tetapi memiliki tujuan yang lebih dari itu, yaitu sesuatu yang berharga yang tidak mungkin didapatinya di tempat asalnya. Jadi Perjalanan yang dilakukan oleh seseorang dipengaruhi oleh faktor dari dalam (diri sendiri) seperti kesehatan pendidikan, keuangan, dan faktor dari luar (apa yang ada di derah tujuan) seperti iklim, letak geografis, special event, dan lain sebagainya.
B. PENGERTIAN DETERMINAN DAN MOTIVASI.
Yang dimaksud dengan determinasi dalam perjalanan wisata adalah faktor yang memungkinkan seseorang melakukan perjalanan wisata ke suatu tempat atau daerah di luar tempat tinggalnya. Faktor adanya cukup biaya, adanya waktu yang tersedia, dan faktor lainnya adalah merupakan determinan yang kuat untuk bisa melakukan perjalanan wisata. Perjalanan wisata ini harus pula didorong oleh adanya motivasi yaitu mengapa seseorang berwisata. Dengan kat lain motivasi adalah sebab mengapa ingin mengunjungi tempat lain untuk tujuan tertentu antara lain untuk berlibur, berobat, dan lain – lain.
C. JENIS – JENIS DETERMINAN
A. Pengaruh faktor sosila ekonomi.
Di negara – negara maju seperti Amerika Utara, eropa Barat, Jepang, dan Australia keinginan penduduk untuk berwisata sangat besar. Negara – negara inilah yang merupakan pusat asal para wisatawan yang terbanyak di dunia (main generating countries).
Ciri - ciri negara maju antara lain :
1. Jumlah simpanan yang besar dari penduduknya.
2. Berkurangnya jam kerja dan hak cuti yang dibayar makin panjang.
Jam kerja di negara – negara yang sudah maju adalah berkisar 40 jam seminggu. Malahan ada 35 jam dan hal ini memberi kesempatan untuk berwisata. Demikian pula cuti bagi mereka yang bekerja di sektor swasta tetap dibayar.
3. Prosentase pemilihan kendaraan bermotor makin besar.
3. Prosentase pemilihan kendaraan bermotor makin besar.
Pemilihan kendaraan bermotor bagi keluarga dapat mencerminkan standar hidup penduduk yang lebih tinggi. Dengan kendaran bermotor sendiri maka kemudian lebih terjamin untuk melakukan perjalanan wisata dengan keluarga.
B. Pengaruh Fakktor Demografi.
Yang dimaksud dengan demografi adalah hal – hal yang berhubungan dengan kependudukan seperti : umur, keluarga, pendidikan, pekerjaan, dan konsentrasi penduduk di suatu daerah. Semua faktor ini dapat mempengaruhi pengambilan keputusan perjalanan wisata, contoh :
1. Umur.
Yang dimaksud dengan determinasi dalam perjalanan wisata adalah faktor yang memungkinkan seseorang melakukan perjalanan wisata ke suatu tempat atau daerah di luar tempat tinggalnya. Faktor adanya cukup biaya, adanya waktu yang tersedia, dan faktor lainnya adalah merupakan determinan yang kuat untuk bisa melakukan perjalanan wisata. Perjalanan wisata ini harus pula didorong oleh adanya motivasi yaitu mengapa seseorang berwisata. Dengan kat lain motivasi adalah sebab mengapa ingin mengunjungi tempat lain untuk tujuan tertentu antara lain untuk berlibur, berobat, dan lain – lain. JENIS – JENIS DETERMINAN Pengaruh faktor sosila ekonomi. Di negara – negara maju seperti Amerika Utara, eropa Barat, Jepang, dan Australia keinginan penduduk untuk berwisata sangat besar. Negara – negara inilah yang merupakan pusat asal para wisatawan yang terbanyak di dunia (main generating countries). Ciri - ciri negara maju antara lain : Juyebabkan pariwisata makin maju. Dengan menggunakan angkutan bermotor dan khusunya setelah perang dunia II banyak dipergunakan angkutan udara, maka perjalanan wisata lebih cepat, nyaman, dan relatiif murah, yang diatur secara reguler. Pada tahun 1963 mulailah diperkenalkan angkutan udara dengan sistem carter yang dihubungkan dengan paket wisata.
2. Agen Perjalanan dan Biro Perjalanan umum
Agen Perjalanan berfungsi menjual jasa perusahaan penyedia jasa utama seperti ; usaha penerbangan, perhotelan, restoran, dan usaha jasa lainnya.
Sedangkan biro Perjalanan umum berfungsi menyiapkan paket wisata yang terdiri dari komponen – komponen jasa dalam satu kesatuan seperti jasa angkutan, akomodasi, makanan, perjalanan wisata, dan lain – lain dengan satu kesatuan harga turut pula membantu kelancaran orang yang ingin berwisata.
3. Promosi Pariwisata
Promosi pariwisata dilakukan seiring dengan perkembangan media komunikasi yang ada yang sudah semakin modern seperti TV, satelit, dan promosi yang dilakukan oleh perusahaan penjual jasa seperti Agen Perjalanan, Usaha Akomodasi, Restoran, dan lin – lain turut membantu dalam perkembangan perjalanan wisata ke suatu tempat atau daerah lain.
4. Motivasi wisatawan
Motivasi menyebabkan seseorang menyusun suatu tujuan atau mencapai gerak yang yang dapat memuaskan kebutuhannya. Dalam hal ini, kebutuhan untuk mendapatkan rasa aman dapat memotivasi seseorang untuk melakukan kegiatan perjalanan wisata ke tempat atau daerah lain.
D. JENIS – JENIS MOTIVASI WISATAWAN
Untuk mengadakan klasifikasi motif wisata harus diketahui semua jenis motif wisata. Akan tetapi tidak ada kepastian apakah semua jenis motif wisata telah atau dapat diketahui. Tidak ada kepastian bahwa apa yang dapat diduga dapat menjadi motif wisata atau terungkap dalam penelitian – penelitian motivasi wisata (motivation motive). Pada hakekatnya motif orang untuk mengadakan perjalanan wisata tidak terbatas dan tidak dapat dibatasi. Mc. Intosh mengklasifikasikan motif – motif wisata dapat dibagai menjadi empat kelompok, yaitu :
1. Motif fisik
yaitu motif – motif yang berhubungan dengan kebutuhan badaniah, seperti olahraga, istirahat, kesehatan, dan sebagainya.
2. Motif budaya.
yang harus diperhatikan di sini adalah yang bersifat budaya itu motif wisatawan, bukan atraksinya. Atraksinya dapat berupa pemandangan alam, flora dan fauna, meskipun wisatawan dengan motif budaya itu sering datang di tempat wisata untuk mempelajari atau sekedar untuk mengenal atau memahami tata caradan kebudayaan bangsa atau daerah lain: kebiasaanya, kehidupannya sehari – hari, kebudayaannya yang berupa bangunan, musik, tarian, dan sebagainya.
3. Motif interpersonal
yang berhubungan dengan keinginan untuk bertemu dengan keluarga, teman, tetangga, atau berkenalan dengan orang – orang tertentu, berjumpa dengan teman – teman terkenal : penyanyi, penari, bintang film, tokoh politik dan sebaginya.
4. Motif status atau motif prestise.
Banyak orang beranggapan bahwa orang yang pernah mengunjungi tempat lain dengan sendirinya merasa lebih dari orang yang tidak pernah bepergian. Orang yang pernah bepergian ke daera h – daerah lain dianggap atau merasa gengsinya atau statusnya naik.
Klasifikasi Mc. Intosh tersebut sudah tentu dapat disubklasifikasikan menjadi kelompok motif yang lebih kecil. Motif – motif yang lebih kecil itu oleh IUOTO digunakan untuk menentukan tipe perjalanan wisata. Dibawah ini tercantum sejumlah subkelas motif wisata serta tipe wisatawan yang sering disebut – sebut.
A. Motif bersenang – senang atau tamasya.
A. Motif bersenang – senang atau tamasya.
Motif bersenang – senang atau tamasya yang melahirkan tipe wisata tamasya (pleasure tourism). Wisatawan tipe ini ingin mengumpulkan pengalaman sebanyak – banyaknya dan mendengar serta menikmati apa saja yang menarik perhatian mereka. Wisatawan tamasya berpindah – pindah dari satu tempat ke tempat lain dengan menikmati pemandangan alam, adat kebiasaan setempat, hiruk pikuk kota besar, atau ketenangan tempat yang sepi, monumen, peninggalan sejarah, dan sebaginya. Wisatawan tipe ini susah dibedakan denga tipe wisatawan tipe berikutnya.
B. Motif rekreasi
Motif rekreasi dengan tipe wisata rekreasi (recreation tourism). Rekreasi adalah kegiatan yang menyenangkan yang dimaksudkan untuk memulihkan kesegaran jasmani dan rohani manusia. Kegiatan – kegiatannya dapat berupa olahraga, embaca,mengerjakan hobi, dan sebaginya; juga dapat didisi dengan perjalanan tamasya singkat untuk menikmati keadaan sekitar tempat menginap(sightseeing) atau dengan bersantai – santai menikmati hari libur. Di negara – negara industri maju darimana wisatawan berasal, motif rekreasi itu penting sekali. Juga tipe wisatawan tamasya atau lainnya, sebenatnya sering mengadakan perjalanan untuk rekreasi. Bedanya ialah wisatawan rekreasi itu biasanya menghabiskan waktunya di satu tempat saja, sedangkan awisatawa tamasya berpindah – pindah tempat.
C. Motif Kebudayaan
Dalam tipe wisata kebudayaan (culture tourism) orang tidak hanya mengunjungi suatu tempat dan menikmati atraksi yang ada, akan tetatpi lebih dari itu. Ia mungkin datangg untuk mempelajari atau mengadakan penelitian tentang keadaan setempat. Seniman – seniman sering mengadakan perjalanan untuk memperkaya diri, menambah pengalaman, dan mempertajam kemampuan penghayatannya. Jelaslah bahwa atraksi wisata tidak selalu berupa kebudayaan, tetapi dapat juga berupa keindahan alam, seniman, atau guru yang terkenal untuk mengadakan wawancara, bertukarpikiran, dan sebagainya. Dalam wisata budaya ini juga termasuk kunjungan wisatawan ke berbagai daerah khusus (special events) seperti upacara agama, penobatan raja, pemakaman tokoh tersohor, pertunjukkan rombongan kesenian yang terkenal, dan sebagainya.
D. Wisata Olahraga
Wisata olahraga ialahpariwisata dimana wisatawan mengadakan perjalanan wisata karena motif olehraga. Olahraga dewasa ini merata di kalangan rakyat san tersebar di seluruh dunia dengan berbagai macam organisasi baik bersifat nasional mupun internasional. Yang menjadi wisatawan dalam hal ini tidak unutk menyaksikan olehraga tetapi melakukan kegiatan olahraga itu sendiri. Wisatawan olahragawan biasanya tinggal agak lama di satu tempat dan mengisi waktu senggangnya dengan kegiatan – kegiatan sosial, makan malam bersama, dansa bersama, berjudi, dan lain sebagainya.
E. Wisata Bisnis
Bisnis merupakan motif dalam wisata bisnis. Banyak hubungan terjadi antara orang – orang bisnis. Ada kunjungan bisnis, pertemuan – pertemuan bisnis, ada pekan raya dagang, da lain sebaginya. Kalau pekan raya perdanganan, pameran bisnis, dan sebagainya diselenggarakan dengan baik dan berhasil, arus kedatangan wisatawan akan terus terasa dalam waktu yang lama dalam waktu lama. Kontak yang terjadi dalam hubungan ini dapat berkembang menjadi hubungan bisnis yang mantap.
F. Wisata Konvensi
Banyak pertemuan – pertemuan nasional dan Internsional yang memebicarakan bermacam – macam masalah : kelaparan dunia, pelestarian hutan, pemberantasan penyakit tertentu, sekedar untuk pertemuan tahunan dengan antar ahli – ahli di bidang tertentu, dan sebagainya. Perjalanan yang timbul karenanya pada umumnya disebut wisata konvensi. Sedangkan kegiatan perjalanan wisata yang dilakukan untuk mengadakan sudtu konfrensi disebut wisata konfrensi (Confrence Tourism). Kalau konfrensi diadakan oleh ahli – ahli seprofesi, perjalanan wisata yang timbul juga disebut wisata profesi (Profession Tourism). Dalam hal ini adak kecendrungan untuk membuat wisata profesi yang berupa seminar, simposium, lokakarya dengan maksud untuk mendapatkan keuntungan sebagai suatu usaha bisnis. Penyelenggarannya tidak saja bersifat insidentil, akan tetapi secara terencana dan dijadwalkan men gingat waktu para ahli yang bersangkutan.
G. Motif Spiritual.
Motif spiritual dan wisata spiritual (Spiritual Tourism) merupakan salah satu tipe wisata yang tertua. Sebelum orang mnegadakan perjalanan wisata untuk bisnis, rekreasi, tamasya, olahraga dan sebaginya, orang sudah melakukan perjalanan untuk berziarah dan untuk kepentinga keagamaan. Tempat – trmpat ziarah seperti Palestina, Roma, Mekah, dan Madinah merupakan tempat – tempat tujuan perjalanan wisata. Di Indonesia banyak kita jumpai tempat – tempat untuk kunjungan ziarah seperti; Makam Sunan Gunung Jati di Cirebon, Makam Sunan Bonang di Tuban, Sunan Giri di Gresik, Sunan ampel di Surabaya, dan makam Bung Karno di Blitar yang diresmikan Presiden Soeharto Tanggal 21 Juni 1979. Pada tahun 1984 Makam Bung Karno ini dikunjungi oleh 5.286.297 orang peziarah, dengan yang berarti kunjungan rata – rata sehari lebih dari 3000 orang sehari. Sebagai bagian dari wisata spiritual, maka wisata ke makam merupakan tipe tersendiri yaitu wisata ziarah.
H. Motif Interpersonal
Yaitu mengadakan perjalanan dengan tujuan untuk bertemu dengan orang lain. Dengan kata lain orang dapat menarik seseorang untuk mengdakan perjalanan atau manusiapun merupakan salah satu atraksi wisata. Banyak tepat – tepat wisata yang menarik disebabkan karena atraksi manusianya, khususnya karena gadis – gadisnya. Dalam tahun 1983 di Filipina kamum wanita beberapa kali mengadakan demonstrasi memprotes adanya pariwisata seks di tempat – tempat tertentu. Protes ini disusul oleh protes dan demonstrasi semaccam yang ditujukan kepada perusahaan – perusahaan yang mengatur pariwisata semacam itu.
Pada umumnya yang menrik orang untuk mengadakan perjalanan adalah orang – orang tertentu atau istimewa karena : kedudukannya, pengaruhnya, keseniannya, kepandaiannya, dan prestasinya dalam satu bidang tertentu sperti bidang olahraga, dan lain – lain.
I. Motif Kesehatan.
I. Motif Kesehatan.
Wisata kesehatan (Health Tourism) pada jaman dulu merupakan tipe wisata yang penting sekali. Selalu ada kegiatan – kegiatan yang berhubungan dengan pariwisata di tempat – tempat sumber air mineral (Spa) yang dianggap memiliki khasiat untk menyembuhkan penyakit. Daya Terpeutik yang yang dianggap terdapat dalam air mineral smacam ini dapat diperoleh dengan mudah, murah, dan manjur dibandingkan dengan beberapa jenis obat yang tersedia. Sekarang bentuk – bentuk wisata kesehatan sudah berkembang dengan sendirinya. Orang – orang melakukan kegiatan wisata kesehatan ini dengan tujuan untuk check up kesehatan ke negara – negara lain yang lebih modern, sehingga perjalanan inipun dikatakan sebagai wisata kesehatan (Health Tourism). Di samping itu spa kini berkembang menjadi pusat kebugaran jasmani yang diselaraskan secara ekologis dengan alam yang sehat.
J. Wisata Sosial
Tipe wisata sosial (social tourism) itu bukan wisata yang berdasarkan motif sosial. Motif wisata sosial diasanya adlah tamasya dan bersenang – senang, atau sekedar mengisi liburan. Akan tetepai perjalanannya dilaksanakan dengan bantuan pihak – pihak tertentu yang diberikan secara sosial. Bantuan ini dapat berupa kendaraan, tempat penginapan seperti penanggrahan, wisma peristirahatan, hotel remaja (youth hostel) dan sebagainya yang bertarif rendah. Misalnya wisata sosial buruh pabrik untuk mengisi waktu liburan yang diberi subsidi oleh perusahaan berupa angkutan, makan, dan wisma peristirahatan. Jenis wisata sosial yang penting dan mendapat perhatian penuh dari segi pendidikan adalah wisata remaja. Dalam wisata remaja, bantuan yang diberikan itu berupa penginapan murah dan khusus, dengan pengawasan agar perjalanan yang dilakukan para remaja dapat dimanfaatkan sebaik – baiknya sebagai sarana pendidikan mereka. Pariwisata sosial ini mempunyai organisasi Internasioanl tersendiri yaitu Bureau de Tourisme Social yang berkedudukan di Swis.
“… Landasan penelitian motivasi yang kedua ialah pengakuan bahwa motif – motif yang tersembunyi di belakang perbuatan konsumen (= wisatawan)- bahkan perbuatan yang paling sederhanapun - sering rumit dan kompleks atau tidak nampak. Sering konsumen tidak tahu mengapa mereka berbuat seperti itu. Sering juga mereka tahu, akan tetapi mereka tidak mau memberitahukannya. Dan kadang – kadang mereka menyembunyikan motif yang sebenarnya di belakang alasan – alasan yang “baik” atau yang dapat diterima oleh masyarakat. Sangat mengherankan misalnya melihat banyak pengunjung yang mengatakan bahwa yang sebenarnya menarik bagi mereka tentang Las Vegas adalah fasilitasnya yang bagus untuk berlibur dengan keluarga. ( Jadi bukan fasilitas unntuk berjudi, yang sebenarnya diutamakan oleh pengusaha atraksi – Pen). Oleh karena itu usaha untuk mengetahui motif konsumen ada kemungkinannya memrlukan tehnik tidak lansung atau terselubung”(The Changing World of Travel Marketing, Joseph g. Smith, 1971 : 13).
Kecuali itu semua harus diperhatikan bahwa mengetahui motif saja tidak cukup untuk membangun atraksi wisata. Untuk memnuhi motif rekreasi, misalnya orang harus sadar bahwa atraksi untuk rekreasi itu dapat bermacam – macam bentuknya seperti : berelancar, main golf, berenang, menyelam, berjudi, dan sebagainya. Untuk mengadakan evaluasi yang tepat apa yang secara nyata harus dibangun, diperlukan bermacam – macam ahli, ahli pariwisata, arsitek, ahli sosiologi, dan sebaginya.
Jelaslah bahwa orang tidak dapat begitu saja membangun atraksi wisata menurut seleranya sendiri, kalau orang tidak ingin mengalami kekecewaan di kemudian hari.
Tugas anda:
1. Beri komentar untuk menunjukkan bahwa anda telah membaca materi ini
2. Bagaimana anda menjelaskan mengena hubungan komplementaris (saling melengkapi) antara Atraksi wisata dengan Motif wisata yang dimiliki wisatawan, terkait dengan pariwisata alam dan budaya?
3. Berikan contoh kongkritnya
Seperti biasa, jawaban dikirim via email ke susiana64@gmail.com, paling lambat kamis, 26 Juli 2012 Pukul 15.00
terima kasih
1. Beri komentar untuk menunjukkan bahwa anda telah membaca materi ini
2. Bagaimana anda menjelaskan mengena hubungan komplementaris (saling melengkapi) antara Atraksi wisata dengan Motif wisata yang dimiliki wisatawan, terkait dengan pariwisata alam dan budaya?
3. Berikan contoh kongkritnya
Seperti biasa, jawaban dikirim via email ke susiana64@gmail.com, paling lambat kamis, 26 Juli 2012 Pukul 15.00
terima kasih
saya sangat setuju pada kalimat paragraf akhir, memang jika hanya mengandalkan motif saja dalam melakukan suatu perjalanan wisata, maka perjalanan wisata kita tidaklah lengkap atau sesempurna yang kita bayangkan. tapi, untuk menghindari kemungkinan buruk atau yang tak sesuai harapan terjadi di kemudian hari ( di saat tour berlangsung ) bisa saja turis menyiapkan rute/ destinasi / aktivitas cadangan sebelumnya. karena, bagi para wisatawan ( apalagi yang termasuk youth touris ) kejadian di luar perkiraan memang sering terjadi, bahkan sengaja di ciptakan...
BalasHapusBanyak motif yang menjadi penyebab mengapa wisatwan melakukan suatu perjalanan wisata. Dan untuk mengadakan klasifikasi motif wisata harus diketahui semua jenis motif wisata. Akan tetapi tidak ada kepastian apakah semua jenis motif wisata telah atau dapat diketahui, karena pada hakekatnya motif orang untuk mengadakan perjalanan wisata tidak terbatas dan tidak dapat dibatasi.
BalasHapusBenar bahwa untuk membangun atraksi wisata, mengetahui motif orang berwisata saja tidak cukup. Diperlukan bermacam – macam ahli, ahli pariwisata, arsitek, ahli sosiologi, dan sebagainya untuk mengadakan evaluasi yang tepat apa yang secara nyata harus dibangun. Untuk memenuhi motif rekreasi, misalnya orang harus sadar bahwa atraksi untuk rekreasi itu dapat bermacam – macam bentuknya dan harus disesuaikan dengan kebutuhan wisatawan pada umumnya.
Grace Felicia
2011245012
terima kasih ibu, materinya sudah saya baca bu !!
BalasHapustugasnya akan saya kirim via email
AGUSTINUS KODA SABON
2011245038
terima kasih ibu materinya sudah saya pelajari
BalasHapusuntuk tugasnya saya akan kirim via email
NAMA :MEGAWATI MOI EHAQ
NIM : 2011245044
materinya sudah saya pelajari bu.....
BalasHapustugasnya akan saya kirim via email
NAMA : IMANUEL YERRY BULLAN
NIM : 2011245049
Terima kasih saya sudah membaca materinya bu
BalasHapustugasnya saya akan kirim via email
NAMA : YINTO ZAKARIAS LUTU
NIM : 2011245050
seseorang untuk mengadakan perjalanan. Kebanyakan orang bepergian atau berwisata dengan tujuan untuk bersenang – seanang seperti tujuan wisatawan pada umumnya.
BalasHapusakan tetapi dengan ada faktor-Faktor yang mempengaruhi adanya cukup biaya, adanya waktu yang tersedia, dan faktor lainnya adalah merupakan determinan yang kuat untuk bisa melakukan perjalanan wisata,dan juga di pengaruhi oleh berbagai motif dari diri masing" wisatawan.
Nama: Naijuf Gad Tanu
BalasHapusNIM : 2011245042
saya sudah membaca materi Ibu dan tugasnya akan Saya kirim melalui Email.
Terima kasih Ibu.....
ia saya setuju dengan pendapat ibu bahwa berwisata juga bukan untuk bersenang senang saja tapi juga ingin mengetahui budaya tersebut,,,untuk menghindari kemungkinan buruk atau yang tak sesuai harapan terjadi di kemudian hari di saat tour berlangsung bisa saja turis menyiapkan rute/ destinasi / aktivitas cadangan sebelumnya. karena, bagi para wisatawan apalagi yang termasuk youth touris kejadian di luar perkiraan memang sering terjadi, bahkan sengaja di ciptakan...
BalasHapusNama : Antonius Keas
BalasHapusNIM : 2011245045
Saya sudah membaca materi Ibu dan tugasnya akan saya kirim by email.
terima kasih Ibu.....
Terima kasih atas materinya ibu, materinya sudah saya baca dan pelajari dan soalnya akan saya kirim melalui via email.
BalasHapusNAMA :MEIKLONS TIMULI
NIM :2011245037
1.Begitu banyak alasan atau motivasi seseorang dalam melakukan suatu perjalanan wisata, Kebanyakan orang bepergian atau berwisata dengan tujuan untuk bersenang–senang atau untuk menambah pengetahuan akan suatu objek wisata tetapi sesungguhnya belum diketahui apa motivasi sebenarnya orang melakukan perjalanan.
BalasHapusTidak hanya cukup dengan mengetahui motif-motif wisatawan untuk membangun suatu atraksi wisata yang menarik minat pengunjung, melainkan dengan memenuhi motif rekreasi wisata tersebut karena ada beragam jenis atraksi wisata.
LITA DJUWITA
BalasHapusUPW B
2011245051
nama: geoge juniard
BalasHapusnim:2011245043
motif seseorang untuk berwisata tidak terbatas dan tidak dapat dibatasi.
BalasHapusANJELI NIKE
seperti yang kita ketahui bahwa setiap orang memiliki motivasi untuk melakukan perjalanan wisata ke suatu tempat yang di anggap menarik, motivasi tersebut didasari karena adanya rasa ingin tahu tentang tempat tersebut sehingga di rasa dapat menimbulkan suatu keingin tahuan terhadap suatu DTW.
BalasHapusdengan adanya motivasi/respon terhadap sutu DTW berarti orang tersebut ingin mengadakan perjalanan wisata atas dasar karena ingin mencari pengetahuan yang baru, pengalaman baru, dan tentunya juga seseorang melakukan sutu pwrjalanan wisata atas dasar karena ingin melakukan refreshing terhadap kepenatan yang ia rasakan, karena melalui suatu tampilan sebuah DTW yang unik atau pun natural maka akan menimbulkan rasa nyaman dan terciptanya kesegaran yang membawah dampak menghilangkan segala beban yang ada.
NAMA :ROSEMARY DULE ROBO
BalasHapusNIM :2011245047
"UPW B"
seseorang yang melakukan perjalanan ke suatu tempat adalah untuk tujuan berwisata, bisnis atau urusan keluarga. namun faktor yang menyebabkan seseorang dapat melakukan perjalanan atau tidaknya adalah uang (biaya), waktu, kesehatan dan lain sebagainya.
BalasHapusNama : Nimrot Adiyanto Neno Laiskodat
NIM : 2011245033
saya sudah membaca materi Ibu dan tugasnya Saya kirim by email.
terima kasih Ibu...
NAMA: CLEMENTINA MARIA SUSANTI BAI WEA
BalasHapusNIM:2011245025
UPW:1
saya suadah menbaca materi ibu
trima kasih ibu.
NAMA:JESSICA D. CEROCHEE
BalasHapusNIM: 2011245023
Saya sudah baca materinya..
makasih bu.
Pada saat seseorang melakukan perjalanan wisata, orang tersebut mempunyai motivasi yaitu ingin bersenang senang dan juga ingin menikmati suasana yang baru dari yang sebelumnya.Tapi di samping itu mereka juga mempunyai rasa keingintahuan tentang suatu DTW yang belum pernah di ketahui sebelumnya.
BalasHapusNama : Sapta Indah Juliani Putri Malelak
NIM : 2011245028
UPW A
seseorang yang ingin berwisata tujuannya untuk mengetahui sesuatu yang baru dan ingin menambah pengetahuan,wawasan dan keterampilan tentang suatu hal yang belum pernah di ketahui sebelumnya,dan motivasi untuk ingin mengunjungi tempat lain untuk tujuan tertentu antara lain untuk berlibur, berobat, dan lain – lain dan tujuan lain berwisata untuk bersenang-senang,dan ingin mengetahui hal-hal yang unik contohnya seperti banyak motif yang membuat begitu banyak wisatawan untuk melakukan perjalanan wisata sehingga wisatawan juga mengetahui motif-motif tersebut.
BalasHapusELISABETH DINA SERLAN
2011245030
UPW A
ada begitu banyak faktor-faktor atau alasan-alasan mengapa seseorang berpergian atau berwisata. Seringkali alasan yang paling banyak dikemukakan oleh wisatawan adalah untuk bersenang-senang.
BalasHapusPada dasarnya alasan mengapa orang melakukan perjalanan wisata itu tidak terbatas dan tidak dapat dibatasi oleh siapapun karena jika di batasi maka perjalanan wisata tersebut tidak akan berjalan dengan baik.
seseorang yang melakukan suatu perjalanan wisata kebanyakan
BalasHapusTerimah kasih ibu,saya sudah baca materinya dan saya kirim lewat
via email.
orang bepergian atau berwisata dengan tujuan bersenang-senang atau untuk menambah pengetahuan suatu obyek wisata.dan tidak hanya cukup mengetahui motif-motif wisatawan untuk membangun suatu atraksi wisata yang menarik minat pengunjung sebelumnya.
Nama:Tin susanti koen
Nim :2011245032
Upw A
NAMA :JOSEPH RINANDY SULE GOKOK
BalasHapusNIM :2011245036
UPW A
NAMA : CORNELIA INA KII
BalasHapusNIM : 2011245029
JURUSAN : USAHA PERJALANAN USAHA (A)
Untuk mengadakan klasifikasi motif wisata harus diketahui semua jenis motif wisata.Jika hanya mengandalkan motif saja dalam melakukan suatu perjalanan wisata, maka perjalanan wisata kita tidaklah lengkap atau sesempurna, maka ari situlah kita harus mengsempurnahkannya,karena jika tidak wisatawan bisa saja akan memuat atau menyediakan rute perjalanannya sendiri, destinasi, aktifitas yang dilakukan di tempat wisata tersebut.Jadi kita harus pandai-pandai mencari dan menarik perhatian dari para wisatawan.
Terimakasih Ibu...
Saya sudah membaca materinya dan soal yang Ibu berikan saya kirim via email
materinya sudah saya baca ibu,
BalasHapustugasnya via e-mail ibu.
trimakasih.
:)
seseorang atau lebih akan melakukan perjalanan wisata karena adanya berbagai macam alasan diantaranya adalah:
BalasHapusingin memperluas wawasan, ingin menambah jaringan/koneksi pertambahan teman-teman, ingin mencari pengalaman yang baru sehingga dapat menimbulkan pengalaman/experience yang memuaskan bagi suatu pelaku wisata(tourist).
YESKIAL JEVERSON BOYMAU
2011245034
"UPW A"
Seorang yang melakukan perjalanan kesuatu tempat adalah wisatawan,orang tersebut mempunyai motivasi yaitu ingin bersenang-senang,dan juga dapat menghilangkan kejenuhan,dan mempunyai rasa keingintahuan tenteng suatu DTW yang belum pernah diketahui,wisatawan juga mempunyai motif-motif dan mengetahui DTW tersebut.
BalasHapusAkan tetapi tidak ada kepastian apakah semua jenis motif wisata telah atau dapat diketahui,karena pada hakekatnya motif orang untuk mengadakan perjalanan wisata tidak terbatas dan dibatasi.
ANATJI RITA UNGIRWALU
2011245052
ya tentu saja, wisata sangatlah penting, semua orang tentu saja ingin bewisata, entah itu karena ingin mengetahui kebudayaan, alam dsbg yang tidak ada di tempat mereka, atapun hanya ingin jalan-jalan dan lain-lain sebagainya. karena itu kita sebagai insan pariwisata haruslah terus mengembangkan potensi wisata yang sudah kita miliki.
BalasHapusNama : Giansy Novalia Ndu Ufi
Nim : 2011245024
Terimahkaih bu saya sudah baca materi ibu ,,Tugas nanti saya kirim via email.
BalasHapusSaya setuju dengan pendapat ibu bahwa berwisata sebenarnya bukan hanya perjalanan yang di latar belakangi untk kepentingan diri yaitu bersenang-senang tetapi lebih dari pada itu wisatawan berkunjung ke suatu tempat untuk mengetahui budaya dan menambah pengetahuan mengenai budaya itu sendiri. Karena itu perjalanan wisata sebenarnya dilakukan bukan hanya untuk menikmati indahnya panorama alam atau budaya yang ada tetapi lebih kususnya untuk memahami dan mengerti budaya yang ada sehingga kita bisa dapat lebih menghargai ,menjaga serta mencintai budaya yang ada.
BalasHapusMaterinya uda saya baca,tugasnya saya kirim by email.
BalasHapusNama : Hulda Yunia Nenogasu
Nim : 2011245031