MEMBANGUN KINERJA
MELALUI MOTIVASI KERJA KARYAWAN (sumber: http://cokroaminoto.wordpress.com/2007/05/23/meningkatkan-kinerja-karyawan-1/)
Ada apa dengan
kinerja karyawan
Kalau kita sepakat bahwa fungsi
ideal dari pelaksanaan tugas karyawan dalam unit kerja adalah fungsi pelayanan,
maka orientasi manajemen harus berfokus pada pelanggan. Maka konteks seharusnya
adalah bahwa arah pelaksanaan tugas karyawan adalah memberikan pelayanan pada
pelanggan, baik internal maupun exsternal.
Hal-hal di atas tidak mudah. Karena barisan terdepan dalam
pemberian pelayanan adalah karyawan dengan berbagai persoalannya. Bukan tidak
mungkin pelanggan memperoleh citra yang buruk tentang lembaga/organisasi,
gara-gara pekerjaan pelayanan oleh karyawan yang jelek. Dari sinilah mungkin
enter-point-nya. Harus fokus pada peningkatan kinerja karyawan. Karena tidak
mungkin terjadi “fokus pada pelanggan” tanpa didahului oleh “fokus pada
karyawan.”
Berbicara kinerja individual karyawan, ada beberapa faktor utama yang mempengaruhi. Menurut Gibson, kinerja individual karyawan dipengaruhi oleh faktor motivasi, kemampuan dan lingkungan kerja.
Berbicara kinerja individual karyawan, ada beberapa faktor utama yang mempengaruhi. Menurut Gibson, kinerja individual karyawan dipengaruhi oleh faktor motivasi, kemampuan dan lingkungan kerja.
Awalnya, adalah
Motivasi Kerja
Faktor motivasi memiliki hubungan langsung dengan kinerja
individual karyawan. Sedangkan faktor kemamampuan individual dan lingkungan
kerja memiliki hubungan yang tidak langsung dengan kinerja. Kedua faktor
tersebut keberadaannya akan mempengaruhi motivasi kerja karyawan. Karena
kedudukan dan hubunganya itu, maka sangatlah strategis jika pengembangan
kinerja individual karyawan dimulai dari peningkatan motivasi kerja. Diyah
Dumasari Siregar ST, MM, dalam tulisannya menyatakan, bahwa karyawan dan
perusahaan merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Karyawan memegang
peran utama dalam menjalankan roda kehidupan perusahaan. Apabila karyawan
memiliki produktivitas dan motivasi kerja yang tinggi, maka laju roda pun akan
berjalan kencang, yang akhirnya akan menghasilkan kinerja dan pencapaian yang
baik bagi perusahaan. Di sisi lain, bagaimana mungkin roda perusahaan berjalan
baik, kalau karyawannya bekerja tidak produktif, artinya karyawan tidak
memiliki semangat kerja yang tinggi, tidak ulet dalam bekerja dan memiliki
moril yang rendah.
Adalah menjadi tugas manajemen agar karyawan memiliki semangat
kerja dan moril yang tinggi serta ulet dalam bekerja. Berdasarkan pengalaman
dan dari beberapa buku, biasanya karyawan yang puas dengan apa yang
diperolehnya dari perusahaan akan memberikan lebih dari apa yang diharapkan dan
ia akan terus berusaha memperbaiki kinerjanya. Sebaliknya karyawan yang
kepuasan kerjanya rendah, cenderung melihat pekerjaan sebagai hal yang
menjemukan dan membosankan, sehingga ia bekerja dengan terpaksa dan
asal-asalan. Untuk itu merupakan keharusan bagi perusahaan untuk mengenali
faktor-faktor apa saja yang membuat karyawan puas bekerja di perusahaan.
Pemahaman tentang jenis atau tingkat kebutuhan perorangan karyawan oleh
perusahaan menjadi hal mendasar untuk meningkatkan motivasi. Dengan tercapainya
kepuasan kerja karyawan, produktivitas pun akan meningkat.
Apa sebenarnya
yg dibutuhkan karyawan? Menurut Maslow, jenjang kebutuhan manusia sebagai
karyawan dari yang terrendah hingga yang tertinggi adalah :
Physiological Needs (Kebutuhan fisiologis/dasar/pokok)
Safety Needs (kebutuhan akan rasa aman).
Social/Affiliation Needs (kebutuhan untuk bersosialisasi)
Esteem Needs (kebutuhan harga diri).
Self-actualization Needs (kebutuhan aktualisasi diri).
Physiological Needs (Kebutuhan fisiologis/dasar/pokok)
Safety Needs (kebutuhan akan rasa aman).
Social/Affiliation Needs (kebutuhan untuk bersosialisasi)
Esteem Needs (kebutuhan harga diri).
Self-actualization Needs (kebutuhan aktualisasi diri).
Apa yang bisa kita ambil manfaatnya?
Menurut Diyah lagi, dari tingkat
kebutuhan manusia menurut Maslow tersebut, kompensasi dalam bentuk sentuhan
emosional merupakan level yang lebih tinggi, dibandingkan kebutuhan
fisik/dasar. Level tertinggi yaitu Self-actualization Needs (kebutuhan
aktualisasi diri) membuktikan bahwa karyawan lebih senang apabila diberi
kesempatan untuk mengembangkan diri dan diakui oleh perusahaan. Hal ini sejalan
dengan hasil penelitian, bahwa karyawan ingin mendapat kesempatan berkembang
dan menunjukkan kemampuannya
Tugas Anda: Setelah membaca tulisan di atas,
1. Jelaskanlah apa kaitan antara motivasi dan kepuasan kerja
2. Mengapa motivasi jadi hal penting terkait dengan perilaku organisasi?
Jawaban dikirim dalam file Ms Doc, ke susiana64@gmail.com paling lambat Senin, 13 Agustus 2012 pk 16.00