Jumat, 23 November 2012

Kuliah 8 Komunikasi budaya kelas sudirman A dan B


PERSEPSI
1. Definisi Persepsi
Persepsi adalah proses internal yang kita lakukan untuk memilih, mengevaluasi dan mengorganisasikan rangsangan dari lingkungan eksternal. Dengan kata lain persepsi adalah cara kita mengubah energi – energi fisik lingkungan kita menjadi pengalaman yang bermakna. Persepsi adalah juga inti komunikasi, karena jika persepsi kita tidak akurat, tidak mungkin kita berkomunikasi dengan efektif. Persepsilah yang menentukan kita memilih pesan dan mengabaikan pesan yang lain. Semakin tinggi derajat kesamaan persepsi individu,semakin mudah dan semakin sering mereka berkomunikasi, dan sebagai konsekuensinya semakin cenderung membentuk kelompok budaya atau kelompok identitas. Persepsi meliputi :
· Penginderaan ( sensasi ), melalui alat – alat indra kita ( indra perasa, indra peraba, indra pencium, indra pengecap, dan indra pendengar ). Makna pesan yang dikirimkan ke otak harus dipelajari. Semua indra itu mempunyai andil bagi berlangsungnya komunikasi manusia.penglihatan menyampaikan pesan nonverbal ke otak untuk diinterprestasikan. Pendengaran juga menyampaikan pesan verbal ke otak untuk ditafsirkan. Penciuman, sentuhan dan pengecapan, terkadang memainkan peranan penting dalam komunikasi, seperti bau parfum yang menyengat, jabatan tangan yang kuat, dan rasa air garam dipantai.
· Atensi atau perhatian adalah, pemrosesan secara sadar sejumlah kecil informasi dari sejumlah besar informasi yang tersedia. Informasi didapatkan dari penginderaan, ingatan dan, proses kognitif lainnya.Proses atensi membantu efisiensi penggunaan sumberdaya mental yang terbatas yang kemudian akan membantu kecepatan reaksi terhadap rangsang tertentu. Atensi dapat merupakan proses sadar maupun tidak sadar.
· Interpretasi adalah, proses komunikasi melalui lisan atau gerakan antara dua atau lebih pembicara yang tak dapat menggunakan simbol- simbol yang sama, baik secara simultan (dikenal sebagai interpretasi simultan) atau berurutan (dikenal sebagai interpretasi berurutan).
2. Budaya dan Persepsi
Faktor – faktor internal bukan saja mempengaruhi atensi bukan saja mempengaruhi atensi sebagai salah satu aspek persepsi, tetapi juga mempengaruhi persepsi kita secara keseluruhan, terutama penafsiran atas suatu rangsangan. Agama, ideologi, tingkat ekonomi, pekerjaan, dan cita rasa sebagai faktor – faktor internal jelas mempengaruhi persepsi seseorang terhadap realitas. Denagn demikian persepsi itu terkait oleh budaya ( culture - bound ). Kelompok – kelompok budaya boleh jadi berbeda dalam mempersepsikan sesuatu. Orang Jepang berpandangan bahwa kegemaran berbicara adalah kedangkalan, sedangkan orang Amerika berpandangan bahwa mengutarakan pendapat secara terbuka adalah hal yang baik.
Larry A. Samovar dan Richard E. Porter mengemukakan 6 unsur budaya yang secara langsung mempegaruhi persepsi kita ketika kita berkomunikasi dengan orang dari budaya lain, yakni :
· kepercayaan (beliefs), nilai ( values ), sikap ( attitude )
· pandangan dunia ( world view )
· organisasi sosial ( sozial organization )
· tabiat manusia ( human nature )
· orientasi kegiatan ( activity orientation )
· persepsi tentang diri dan orang lain ( perseption of self and other )
3. Persepsi selektif, organisasi, dan penafsiran
Setiap orang memperhatikan , mengorganisasikan dan menafsirkan semua pengalamannya secara selektif. Stimuli secara secara selektif artinya, stimuli di urutkan, dan selanjutnya, disajikan sebuah gambaran yang menyeluruh, lengkap, dan dapat di indera. Tidak mudah memahami cara orang lain mengorganisasikan sekaligus memikirkan cara kita sendiri. Setelah stimuli dipersepsi dan diorganisasikan secara selektif, selanjutnya stimuli ditafsirkan secara selektif pula, artinya stimuli diberi makna secara unik oleh orang yang menerimanya.
4. Pengamat / objek / konteks
Seperti mempersepsi benda mempersepsi orang lain juga dapat ditinjau dari 3 unsur yaitu :
· pengamat
· objek persepsi
· konteks yang berkaitan denagn objek yang diamati
Sebagai pengamat anda juga dipengaruhi oleh atribu –atribut anda sendiri. Misalnya orang cenderung membuat penilaian umum, positif ataupun negatif. Namun, karena persepsi personal merupakan proses tradisional, maka atribut – atribut tersebut dapat berubah. Sesekali kesalahan persepsi dapat diperbaiki. Namun, biasanya suatu kesalahan persepsi diikuti kesalahan persepsi lainnya. Sehingga, penyimpangan yang terjadi semakin parah.
5. kegagalan dan kekeliruan dalam persepsi
Persepsi kita seringkali tidak cermat. Salah satu penyebabnya adalah asumsi atau pengharapan kita. Kita mempersepsikan sesuatu atau seseorang sesuai dengan pengharapan kita. Beberpa bentuk dan kegagalan persepsi adalah sebagai berikut :
· Kesalahan atribusi : atribusi adalah proses internal dalam diri kita untuk memahami penyebab perilaku orang lain.
· Efek halo : merujuk pada fakta bahwa begitu kita membentuk kesan menyeluruh mengenai seseorang, kesan yang menyeluruh ini cenderung menimbulkan efek yang kuat atas penilaian kita akan sifat- sifatnya yang spesifik.
· Stereotip : adalah mengeneralisasikan orang – orang berdasarkan sedikit informasi dan membentuk asumsi mengenai mereka berdasarkan keanggotaan mereka dalam suatu kelompok.
· Prasangka : suatu kekeliruan persepsi terhadap orang yang berbeda. Istilah ini berasal dari bahasa latin ( praejudicium ), yang berarti preseden atau penilaian berdasarkan pengalaman terdahulu.
· Gegar budaya : suatu bentuk ketidak mampuan menyesuaikan diri, yang merupakan reaksi terhadap upaya sementara yang gagal untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan dan orang –orang baru.
6. Bagaimanakah sebuah pembentukan kesan ?
·                     Meperhatikan diri sendiri
·                     Konsep diri adalah kesan anda yang relatif stabil menegenai diri sendiri.
·                     Umpan balik adalah sikap yang menunjukan sikap respon atau menanggapi lawan main
·                     Rasa malu
·                     Ramalan yang dipenuhi diri sendiri
·                     Atribusi pelaku
Kebanyakan orang membentuk kesan atas oranglain dengan mudah, namun mereka merasa sulit bila diminta menjelaskan prosesnya. Kesan adalah kata yang kita gunakan untuk penilaian kita.
7. Kesan Pertama
Penilaian kepribadian digunakan untuk menjelaskan dan memperkirakan perilaku berdasarkan informasi yang amat terbatas. Bagaimanakah informasi yang ada dimanfaatkan dalam pembentukan kesan pertama?. Sebenarnya, setiap orang tampaknya mempunyai teori khusus kepribadian atau biasa disebut degan teori implisit. Pada intinya istilah in berarti bagaimana kita memilih dan mengorganisasikan informasi tentangorang lain berdasarkan perilaku yang kita rasa dimilikinya.
8. Beberapa variable yang mempengaruhi kecermatan persepsi
Ada beberapa variable yang dapat mempengaruhi kecermatan dalam persepsi . Berbagai kajian menunjukan sedikitnya tiga generalisasi yang dapat dibuat
·                     Ada orang – orang yang lebih mudah menilai dari orang –orang lainnya, mungkin mereka lebih terbuka mengenai diri sendiri
·                     Beberapa sifat lebih mudah diniai daripada beberapa sifat lainnya
·                     Kita dapat menilai orang lebih baik bila orang tersebut mirip dengan kita.

Tugas anda:

1.    Bagaimana menghubungkan persepsi dengan budaya? Jelaskan jawaban Saudara dalam MS word, dan file dikirim ke susiana64@gmail.com paling lambat Rabu  28 November 2012 pk 23.59

Jumat, 16 November 2012

Kuliah 3 Komunikiasi antar budaya, PBU VI Hotel Kelas Sabtu


TEORI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA
Philipsen (dalam Griffin, 2003) mendeskripsikan budaya sebagai suatu konstruksi sosial dan pola simbol, makna-makna, pendapat, dan aturan-aturan yang dipancarkan secara mensejarah. Pada dasarnya, budaya adalah suatu kode.
Terdapat empat dimensi krusial yang dapat untuk memperbandingkan budaya-budaya, yaitu:
  1. Jarak kekuasaan (power distance)
  2. Maskulinitas.
  3. Penghindaran ketidakpastian (uncertainty avoidance).
  4. Individualisme.
Berkenaan dengan pembahasan komunikasi antarbudaya, Griffin (2003) menyadur teori AnXiety/Uncertainty ManagementFace-Negotiation; dan Speech Codes.
1. Anxiety/Uncertainty Management Theory (Teori Pengelolaan Kecemasan/Ketidakpastian).
Teori yang di publikasikan William Gudykunst ini memfokuskan pada perbedaan budaya pada kelompok dan orang asing. Ia berniat bahwa teorinya dapat digunakan pada segala situasi dimana terdapat perbedaan diantara keraguan dan ketakutan.
Ia menggunakan istilah komunikasi efektif kepada proses-proses meminimalisir ketidakmengertian. Penulis lain menggunakan istilah accuracy, fidelity, understanding untuk hal yang sama.
Gudykunst menyakini bahwa kecemasan dan ketidakpastian adalah dasar penyebab dari kegagalan komunikasi pada situasi antar kelompok. Terdapat dua penyebab dari mis-interpretasi yang berhubungan erat, kemudian melihat itu sebagai perbedaan pada ketidakpastian yang bersifat kognitif dan kecemasan yang bersifat afeksi- suatu emosi.
Konsep-konsep dasar Anxiety/Uncertainty Management Theory:
a. Konsep diri dan diri.
Meningkatnya harga diri ketika berinteraksi dengan orang asing akan menghasilkan peningkatan kemampuan mengelola kecemasan.
b. Motivasi untuk berinteraksi dengan orang asing.
Meningkatnya kebutuhan diri untuk masuk di dalam kelompok ketika kita berinteraksi dengan orang asing akan menghasilkan sebuah peningkatan kecemasan.
c. Reaksi terhadap orang asing.
Sebuah peningkatan dalam kemampuan kita untuk memproses informasi yang kompleks tentang orang asing akan menghasilkan sebuah peningkatan kemampuan kita untuk memprediksi secara tepat perilaku mereka.
Sebuah peningkatan untuk mentoleransi ketika kita berinteraksi dengan orang asing menghasilkan sebuah peningkatan mengelola kecemasan kita dan menghasilkan sebuah peningkatan kemampuan memprediksi secara akurat perilaku orang asing.
Sebuah peningkatan berempati dengan orang asing akan menghasilkan suatu peningkatan kemampuan memprediksi perilaku orang asing secara akurat.
d. Kategori sosial dari orang asing.
Sebuah peningkatan kesamaan personal yang kita persepsi antara diri kita dan orang asing akan menghasilkan peningkatan kemampuan mengelola kecemasan kita dan kemampuan memprediksi perilaku mereka secara akurat. Pembatas kondisi: pemahaman perbedaan-perbedaan kelompok kritis hanya ketika orang orang asing mengidentifikasikan secara kuat dengan kelompok.
Sebuah peningkatan kesadaran terhadap pelanggaran orang asing dari harapan positif kita dan atau harapan negatif akan menghasilkan peningkatan kecemasan kita dan akan menghasilkan penurunan di dalam rasa percaya diri dalam memperkrakan perilaku mereka.
e. Proses situasional.
Sebuah peningkatan di dalam situasi informal di mana kita sedang berkomunikasi dengan orang asing akan menghasilkan sebuah penurunan kecemasan kita dan sebuah peningkatan rasa percaya diri kita terhadap perilaku mereka.
f. Koneksi dengan orang asing.
Sebuah peningkatan di dalam rasa ketertarikan kita pada orang asing akan menghasilkan penurunan kecemasan kita dan peningkatan rasa percaya diri dalam memperkirakan perilaku mereka.
Sebuah peningkatan dalam jaringan kerja yang kita berbagi dengan orang asing akan menghasilkan penurunan kecemasan kita dan menghasilkan peningkatan rasa percaya diri kita untuk memprediksi perilaku orang lain.
2. Face-Negotiation Theory.
Teori yang dipublikasikan Stella Ting-Toomey ini membantu menjelaskan perbedaan –perbedaan budaya dalam merespon konflik. Ting-Toomey berasumsi bahwa orang-orang dalam setiap budaya akan selalu negotiating face. Istilah itu adalah metaphor citra diri publik kita, cara kita menginginkan orang lain melihat dan memperlakukan diri kita. Face work merujuk pada pesan verbal dan non verbal yang membantu menjaga dan menyimpan rasa malu (face loss), dan menegakkan muka terhormat. Identitas kita dapat selalu dipertanyakan, dan kecemasan dan ketidakpastian yang digerakkan oleh konflik yang membuat kita tidak berdaya/harus terima. Postulat teori ini adalah face work orang-orang dari budaya individu akan berbeda dengan budaya kolektivis. Ketika face work adalah berbeda, gaya penangan konflik juga beragam.
Terdapat tiga perbedaan penting diantara budaya individulis dan budaya kolektivis. Perbedaan-perbedaan itu adalah dalam cara mendefinisikan: diri; tujuan-tujuan; dan kewajiban.
konsep
Budaya individualis
Budaya kolektivis
Diri
Sebagai dirinya sendiri
Sebagai bagian kelompok
Tujuan
Tujuan diperuntukan kepada pencapaian kebutuhan diri.
Tujuan diperuntukan kepada pencapaian kebutuhan kelompok
Kewajiban
Melayani diri sendiri
Melayani kelompok/orang lain.
Teori ini menawarkan model pengelolaan konflik sebagai berikut:
a. Avoiding (penghindaran) – saya akan menghindari diskusi perbedaan-perbedaan saya dengan anggota kelompok.
b. Obliging (keharusan) – saya akan menyerahkan pada ke kebijakan anggota kelompok.
c. Compromising – saya akan menggunakan memberi dan menerima sedemikian sehingga suatu kompromi bisa dibuat.
d. Dominating – saya akan memastikan penanganan isu sesuai kehendak-ku.
e. Integrating – saya akan menukar informasi akurat dengan anggota kelompok untuk memecahkan masalah bersama-sama.
Face-negotiation teory menyatakan bahwa avoidingobligingcompromisingdominating, dan integratingbertukar-tukar menurut campuran perhatian mereka untuk self-face dan other -face.
3. Speech Codes Theory.
Teori yang dipublikaskan Gerry Philipsen ini berusaha menjawab tentang keberadaan speech code dalam suatu budaya, bagaimana substansi dan kekuatannya dalam sebuah budaya. Ia menyampaikan proposisi-proposisi sebagai berikut:
a. Dimanapun ada sebuah budaya, disitu diketemukan speech code yang khas.
b. Sebuah speech code mencakup retorikal, psikologi, dan sosiologi budaya.
c. Pembicaraan yang signifikan bergantung speech code yang digunakan pembicara dan pendengar untuk memkreasi dan menginterpretasi komunikasi mereka.
d. Istilah, aturan, dan premis terkait ke dalam pembicaraan itu sendiri.
e. Kegunaan suatu speech code bersama adalah menciptakan kondisi memadai untuk memprediksi, menjelaskan, dan mengontrol formula wacana tentang intelijenitas, prudens (bijaksana, hati-hati) dan moralitas dari perilaku komunikasi.

Tugas anda:
Dalam teori "face negotiation" muncul disana perbedaan antara budaya individualistik dan budaya kolektivistik. Berilah contoh masing masing berdasarkan penjabaran di teori tersebut.

Tugas dikumpulkan jumat 23 November 2012 pk. 23.59 via email ke susiana 64@gmail.com



Kuliah 2 KOmunikasi Budaya PBU VI Hotel Kelas Sabtu


Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna. Dalam komunikasi yang melibatkan dua orang, komunikasi berlangsung apabila adanya kesamaan makna. (Effendy, 2004 : 9).
Komunikasi juga dapat berarti adanya kesamaan makna antara komunikator dan komunikan dengan tujuan mengubah sikap, opini, atau pandangan/prilaku orang lain tentang pesan yang disampaikan. Walaupun demikian tidak semua pesan yang disampaikan itu sesuai dengan apa yang diharapkan dan bahkan ada kesalahan maksud dalam penerimaan pesan tersebut, untuk itu diperlukan suatu komunikasi yang efektif.
Para ahli komunikasi mendefinisikan proses komunikasi sebagai “Knowing what he wants to communicate and knowing how he should deliver his message to give it the deepest penetration possible into the minds of his audience.” Definisi tersebut mengindikasikan, bahwa karakter komunikator selalu berusaha meraih keberhasilan semaksimal mungkin dalam menyampaikan pesan “deepest penetration possible.” Artinya, pengertian komunikasi bersumber dari gagasan komunikator yang ingin disampaikan kepada pihak penerima, dengan segala daya dan usaha bahkan tipu daya agar pihak penerima tersebut
 (komunikan) mengenal, mengerti , memahami dan menerima “ideologinya” lewat pesan–pesan yang disampaikan (Purwasito, 2003 :195).
Komunikasi pada umumnya diartikan sebagai hubungan atau kegiatan yang ada kaitannya dengan masalah hubungan, ada pula yang mengartikan saling tukar-menukar pikiran dan pendapat.
Gode (dalam Wiryanto, 2004: 6) memberikan pengertian mengenai komunikasi sebagai suatu proses yang membuat kebersamaan bagi dua atau lebih yang semula dimonopoli oleh satu atau beberapa orang.
Raymond S. Ross (dalam Wiryanto, 2004: 6) mendefinisikan komunikasi sebagai suatu proses menyortir, memilih dan mengirim simbol-simbol sedemikian rupa, sehingga membantu pendengar membangkitkan makna atau respon dari pikirannya yang serupa dengan yang dimaksud oleh sang komunikator.
Everet M. Rogers dan Lawrence Kincaid (dalam Wiryanto, 2004: 6) menyatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi antara satu sama lain, yang ada gilirannya terjadi saling pengertian yang mendalam.
Definisi-definisi diatas belum bisa mewakili semua definisi yang telah dibuat oleh para ahli. Namun, paling tidak kita memperoleh gambaran tentang apa yang dimaksud dengan komunikasi, sebagaimana yang diungkapkan oleh Shannon & Weaver (dalam Wiryanto, 2004: 7), bahwa komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak sengaja dan tidak terbatas pada bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni dan teknologi.
Komunikasi juga dapat berarti adanya kesamaan makna antara komunikator dan komunikan dengan tujuan mengubah sikap, opini atau pandangan/perilaku orang lain tentang pesan yang disampaikan. Walaupun demikian tidak semua pesan yang disampaikan itu sesuai dengan apa yang diharapkan dan bahkan ada kesalahan dalam penerimaan pesan tersebut, untuk itu diperlukan suatu komunikasi yang efektif.
Menurut Effendy (1992) komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang menimbulkan efek tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan oleh si penyampai. Efek yang ditimbulkan oleh komunikasi dapat diklarifikasikan pada :
1. Efek Kognitif, yaitu bila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami, diperpsepsi oleh komunikan atau yang berkaitan dengan pikiran dan nalar/ratio. Dengan kata lain, pesan yang disampaikan ditujukan kepada pikiran komunikasi.
2. Efek afektif, yaitu bila ada perubahan pada apa yang dirasakan atau yang berhubungan dengan perasaan. Dengan kata lain, tujuan komunikator bukan saja agar komunikan tahu tapi juga tergerak hatinya.
3. Efek konatif, yaitu perilaku yang nyata yang meliputi pola–pola tindakan, kegiatan kebiasaan atau dapat juga dikatakan menimbulkan itikad baik untuk berprilaku tertentu dalam arti kita melakukan suatu tindakan atau kegiatan yang bersifat fisik (jasmaniah).

Komunikasi memang menyentuh semua aspek kehidupan bermasyarakat, atau sebaliknya semua aspek kehidupan bermasyarakat menyentuh komunikasi. Justru itu orang melukiskan komunikasi sebagai ubiquitos atau serba hadir. Artinya komunikasi berada di manapun dan kapan pun juga.
Teori komunikasi digunakan karena merupakan dasar dari adanya komunikasi antarbudaya. Komunikasi antarbudaya merupakan salah satu kajian dalam ilmu komunikasi. Komunikasi antarbudaya sebagai objek formal yang telah dijadikan bidang kajian sebuah ilmu tentu mempunyai teori. Pembentukan teori-teori dalam Komunikasi Antarbudaya sudah tentu mempunyai daya guna untuk membahas masalah-masalah kemanusiaan antarbudaya. Jadi, teori-teori komunikasi antarbudaya merupakan teori-teori yang secara khusus menggeneralisasi konsep komunikasi diantara komunikator dengan komunikan yang berbeda kebudayaan, dan yang membahas pengaruh kebudayaan terhadap kegiatan komunikasi (Liliweri: 2001: 29).


Tugas Anda:
1. Buatlah Skema proses komunikasi yang bisa anda buat dari penjelasan di atas
2. Kaitkan dengan komunikasi antar budaya
Jawaban dikirim ke susiana64@gmail.com, paling lambat Jumat 23 Nopember 2012 pk 23.59

Senin, 05 November 2012

Kuliah 7-8 Manajemen Strategik - Analisis SWOT


ANALISIS SWOT
(Kekuatan, Kelemahan, Kesempatan, Ancaman)
Tools for Policy Impact: A Handbook for Researchers
Daniel Start dan Ingie Hovland

Analisis SWOT adalah instrument perencanaaan strategis yang klasik. Dengan
menggunakan kerangka kerja kekuatan dan kelemahan dan kesempatan ekternal dan
ancaman, instrument ini memberikan cara sederhana untuk memperkirakan cara terbaik
untuk melaksanakan sebuah strategi. Instrumen ini menolong para perencana apa yang bias
dicapai, dan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan oleh mereka.
Outline Proses Rinci
Kerangka SWOT – sebuah matrix dua kali dua – sebaiknya dikerjakan dalam suatu kelompok
yang terdiri dari anggota kunci tim atau organisasi. Pertama, penting untuk diketahui dengan jelas
tentang apa tujuan perubahan kunci, dan terhadap tim atau organisasi apa analisis SWOT akan
dilakukan. Setelah pertanyaan-pertanyaan ini dijelaskan dan disepakati, mulailah dengan
brainstorming gagasan, dan kemudian setelah itu dipertajam dan diperjelas dalam diskusi.
Perkiraan mengenai kapasitas internal dapat membantu mengidentifikasi dimana posisi
sebuah proyek atau organisasi saat ini: sumberdaya yang dapat segera dimanfaatkan dan
masalah yang belum juga dapat diselesaikan. Dengan melakukan hal ini kita dapat
mengidentifikasi dimana/kapan sumberdaya baru, keterampilan atau mitra baru akan
dibutuhkan. Bila berpikir tentang kekuatan, perlu memikirkan tentang contoh-contoh
keberhasilan yang nyata dan apa penjelasannya.
Cara melakukan evaluasi dengan menggunakan  analisis Strengths, Weakness, Opportunities dan Threats. Seperti yang dijelaskan di atas bahwa Analisis SWOT merupakan salah satu metode untuk menggambarkan kondisi dan mengevaluasi suatu masalah, proyek atau konsep bisnis yang berdasarkan faktor internal (dalam) dan faktor eksternal (luar).
Evaluasi dengan analisis SWOT kali ini bisa diterapkan untuk perusahaan atau bisnis kita, untuk personal diri pribadi kita sendiri sehingga kita bisa tahu keunggulan dan kelemahan bersaing kita dengan kompetitor. Analisis SWOT ini juga bisa bisa untuk menganalisis para kompetitor kita sehingga kita bisa tahu dan bisa mengatur strategi bisnis kita untuk melangkah ke depan dan bisa bersaing dengan pesaing kita. Banyak strategi bisnis yang menjelaskan bahwa jika kita bisa tahu mengenai keunggulan dan kelemahan diri sendiri dan pesaing kita maka kita bisa unggul mengalahkan pesaing kita. Analisis SWOT ini merupakan analisis yang paling mudah digunakan dan dibuat. Yang penting analisis SWOT ini membutuhkan kemampuan analisis dalam mengamati suatu hal.
Buatlah tabel evaluasi dengan membaginya kedalam masing masing sesuai dengan Strength, Weakness, Opportunities dan Threatness. Untuk mengerjakan dan mengisi lembar evaluasi analisis SWOT ini isilah dengan hal yang serealistik mungkin apa adanya yang ada diri anda atau perusahaan anda. Jika ingin mengevaluasi perusahaan anda, usahakan anda tulisa dalam satu tim yang melibatkan beberapa orang dari divisi atau unit yang berbeda-beda dari skala manajemen atas (top manajemen) kemudian SWOT ini dilakukan break-down ke masing masing divisi untuk mengetahui keseluruhan detail dari SWOT ini.
Tulislah masing masing pertanyaan di tabel evaluasi Analisis SWOT tersebut.
1. Strength (Kekuatan)
§  Apa yang menjadi kelebihan anda atau perusahaan anda?
§  Apa yang membuat anda lebih baik dari pesaing anda?
§  Hal unik apa yang anda punya dan tidak dimiliki yang lain?
§  Sumber daya apa yang anda miliki yang orang lain tidak punya?
§  Strategi apa yang anda punya untuk bersaing atau unggul dengan pesaing anda?
2. Weakness (Kelemahan)
§  Sesuatu hal apa yang bisa anda tingkatkan atau anda kembangkan?
§  Sesuatu hal apa yang bisa anda hindari dan anda cegah?
§  Apa yang bisa anda lihat dari pesaing anda mengenai kelemahan anda atau perusahaan anda?
§  Faktor-faktor apa saja yang membuat anda merasa kalah bersaing dengan kompetitor anda?
3. Opportunities (peluang)
§  Peluang apa yang anda bisa temukan atau anda rasakan?
§  Ketertarikan apa yang anda lakukan saat ini yang bisa menjadi peluang?
§  Bagaimana kondisi lingkungan anda saat ini yang bisa mendukung anda?
§  Untuk perusahaan analisis juga kondisi teknologi, pasar, kebijakan pemerintah saat ini dalam waktu yang dekat
§  Bagaimana pola perkembangan masyarakat, trend dan pola social yang dapat berpengaruh terhada produk atau layanan perusahaan anda?
4. Threatness (Ancaman)
§  Bagaimana dengan kompetitor atau pesaing anda yang mengancam dan berusaha mengungguli anda atau perusahaan anda?
§  Strategi Apa yang dilakukan pesaing anda lakukan saat ini ? baik untuk teknologi, kualitas pelayanan atau barang yang dari kompetitor anda?
§  Apakah perubahan teknologi mengancam perusahaan anda?
§  Apakah utang hutang dan anggaran mengancam kelangsungan perusahaan anda?

Masing masing point dari tiap-tiap tabel analisis SWOT dianalisis kemudian diberi pembobotan dan nilai prioritas yang bisa dikerjakan atau dihindari. Isilah pembobotan sesuai dengan kondisi yang ada. Berilah pembobotan dengan nilai atau point sehingga nanti bisa dirangking hal mana terlebih dahulu yang harus dikerjakan. Dari point-point tersebut nanti kita bisa mengetahui hal mana yang harus dikerjakan terlebih dahulu dan yang harus segera dilakukan evaluasi demi kelangsungan anda dan perusahaan anda.


Tugas Anda:

1. Dalam analisis SWOT, ada analisis yang dilakukan berdasarkan pada Faktor Internal dan eksternal.
    Carilah dari berbagai sumber, apa yang dimaksud dengan Faktor Internal dan Faktor Eksternal

2. Faktor eksternal adalah faktor yang diluar kendali perusahaan, untuk itu dalam membuat Tabel SWOT, faktor eksternal dicari untuk mengisi bagian yang mana dari tabel SWOT itu?

3. Faktor Internal merupakan faktor yang berada dalam kendali perusahaan, maka faktor ini mengisi bagian yang mana dari Tabel SWOT?

4.  Cari dan buat rangkuman mengenai 5 forces model dari Strategi Porter

Tugas dikirimkan paling lambat Rabu, 7 November 2012, pukul 23.59 dalam bentuk MsWord ke susiana64@gmail.com